MUGI

Microsoft User Group Indonesia

GOOGLE

The Worldwide Most Influencing Technology Company

MICROSOFT

The Most Advanced Technology Company Brings the World to the Future

GOOGLE GLASS

Welcome to a World Through Glass

Microsoft Future Vision

The Future World in an Unthinkable Way

Sabtu, 04 Mei 2013

Iman Memberi Energi

Mazmur 62:7-8 (BIS) "Dialah Allah yang memberi aku keselamatan dan kehormatan, Dialah pelindungku dan pembelaku yang kuat. Hai bangsaku, berharaplah kepada Allah setiap waktu; curahkanlah isi hatimu kepada-Nya, sebab Dialah tempat kita berlindung."

Anda mungkin bertanya, "Bukankah biasanya orang yang benar-benar percaya diri terlibat dalam banyak hal?"
Ya, dia mungkin terlibat dalam banyak hal dan melakukan banyak hal, tetapi bukan karena takut.
Dalam hal apa pun dia terlibat, dia memiliki keyakinan tentang hal-hal yang dia lakukan.
Ketika kita melakukan berbagai hal dengan dasar hasrat dan keyakinan, ini akan mempengaruhi kita dalam cara yang sama sekali berbeda dengan jika kita melakukannya dengan dasar motivasi yang salah dan ketakutan.
Tuhan tidak akan memberikan energi pada ketakutan kita, tetapi Dia akan memberikan energi dan kekuatan-Nya jika kita memiliki iman bahwa kita melakukan hal yang benar dan melakukannya dengan keyakinan di dalam Dia.

Ketakutan menguras energi Anda apapun yang Anda miliki dan membuat Anda merasa sangat stres, tapi keyakinan dan iman memberikan energi pada Anda.
Orang percaya diri dapat berbuat lebih banyak hal dengan stres yang lebih sedikit karena mereka hidup dengan cara yang tidak pernah dialami oleh orang yang penakut.

Saya yakin bahwa apa yang kita lakukan tidak menciptakan stres sebanyak bagaimana kita melakukannya.
Jika kita melakukan sesuatu dengan ketakutan dan merasakan tekanan serta tidak ada keinginan yang kuat untuk melakukannya, maka stres adalah hasilnya.
Kita merasa sengsara.
Untungnya, justru sebaliknya, apapun yang kita lakukan, jika melakukannya dengan iman dan keyakinan, sukacita adalah hasilnya.

Hari ini berdoalah, Tuhan, bantu saya untuk melakukan apa yang saya lakukan dengan keinginan yang kuat dan keyakinan.
Saya memberikan hati saya kepada Engkau dan meminta Engkau untuk memberikan energi iman pada saya. Amin.

Kita akan memiliki energi untuk melakukan apapun saat kita melakukannya dengan keinginan yang kuat, keyakinan dan iman.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Joice Meyer)

Tuhan adalah Bapa yang Dekat dengan kita

Kisah Para Rasul 17:27 "supaya mereka mencari Dia dan mudah-mudahan menjamah dan menemukan Dia, walaupun Ia tidak jauh dari kita masing-masing."

Dalam Kisah Para Rasul 17, Paulus memberikan khotbah kepada orang-orang di Athena.
Dia berkata, "Tuhan tidak tinggal di kuil atau rumah kecil. Jika memang demikian, maka Dia adalah Allah yang terbatas.. Dia telah memilih untuk ada di seluruh dunia. Allah ada dimana-mana."
Mengapa?
Seperti ayat kita hari ini, memberitahu kita, "Tuhan ingin agar siapa yang berusaha mencari Tuhan, maka orang itu akan menemukanNya, karena Tuhan tidak jauh dari kita."
Tuhan itu ada, dekat dan dapat dijangkau.

Banyak anak-anak sekarang tumbuh tanpa ayah.
Para ayah tidak pernah pulang, selalu pergi, tidak pernah ada untuk momen penting.
Bahkan ketika mereka berada di rumah, mereka benar-benar terasa tidak ada.
Mereka terpisah, membaca koran, menonton televisi, atau bekerja.
Mereka mungkin ada secara fisik tapi tidak ada secara mental dan emosional di rumah.

Itulah mengapa penting untuk mengingat tiga fakta yang menggembirakan tentang kedekatan Allah pada kita:

Pertama, Tuhan tidak pernah terlalu sibuk untuk kita.
Mazmur 145:18 mengatakan, "TUHAN dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan."
Dia tidak pernah terlalu sibuk untuk berbicara dengan kita.
Ketika kita ingin berdoa kepada Tuhan, Dia selalu dapat mendengar.
Dia tidak pernah terlalu sibuk untuk mendengar doa kita karena banyaknya orang yang berdoa, Dia dapat mendengarkan semua doa pada saat yang bersamaan.
Dia adalah Tuhan yang dekat.
Dia selalu dekat.
Dia tidak pernah mengatakan, "Datanglah di lain waktu"

Kedua, Tuhan mengasihi kita dan memenuhi kebutuhan kita.
Tuhan tidak terganggu dengan permintaan kita. "Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya" (Matius 7:11)
Jika Anda, menjadi seorang ayah yang tidak sempurna, tahu cara memberikan hadiah yang baik untuk anak-anak Anda, tidakkah Anda berpikir bahwa Tuhan, yang adalah Bapa yang sempurna, tahu bagaimana untuk memberikan hadiah yang baik untuk Anda?
Dia mengasihi kita dan selalu mau untuk memenuhi kebutuhan kita.

Ketiga, Dia bersimpati terhadap kesakitan kita.
"TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya." (Mazmur 34:18)
Ketika Anda terluka, Tuhan turut merasakan sakit.
Ketika Anda berdukacita, Tuhan juga berduka.
Ketika Anda patah hati, hancur dan berpikir Anda bahkan tidak bisa keluar dari tempat tidur di pagi hari, Tuhan turut merasakannya.
Anda berada dalam posisi yang terdekat dengan Tuhan ketika Anda merasakan sakit.

Tuhan ada di sana dan Dia peduli, Dia ingin memenuhi kebutuhan Anda karena Dia peduli, Dia konsisten, dan Dia dekat, ini adalah kabar yang sangat baik.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)

Tuhan adalah Bapa yang Peduli

1 Petrus 5:7 "Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya,sebab Ia yang memelihara kamu.

Pada suatu hari, Anda mungkin pernah berada dalam situasi di mana Anda bertanya, "Apakah Tuhan peduli?"
Para murid melontarkan pertanyaan ini dalam Markus 4.

Mereka berada dalam perahu di danau ketika angin dan gelombang datang.
Air mulai tumpah di atas perahu dan perahu mulai dipenuhi dengan air.
Yesus sedang tidur.
Para murid membangunkan-Nya dan bertanya pertanyaan yang terpenting yang pernah mereka tanyakan, "Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?" (Markus 4:38)

Bagaimana dengan Anda?
Apakah Tuhan peduli tentang pembayaran rumah Anda, kesehatan Anda, apakah Anda sukses atau gagal dalam hidup, anak-anak Anda dan pendidikan mereka, apakah Anda akan menikah atau tidak, tentang pertengkaran yang sedang Anda alami dengan pacar Anda, atau tentang bagaimana perasaan Anda pagi ini?
Tuhan berkata, "Tentu saja Aku peduli! Aku adalah Bapa yang peduli."

Matius 6:31-32 mengatakan, "Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu
yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu."

Alkitab mengatakan bahwa Tuhan tertarik pada setiap detail kecil dalam kehidupan Anda.
Itu sangat luar biasa, saya tidak pernah berpikir bahwa Tuhan begitu peduli.
Dia peduli tentang setiap detail kecil dalam hidup Anda.

Beberapa waktu yang lalu, seorang pria datang ke kantor saya dan berkata, "Saya adalah seorang Kristen tapi saya tidak merasakan perubahan apapun sebagai orang Kristen. Saya terjebak dalam keadaan yang netral."
Saya berkata, "Menurut Anda, apa masalahnya?"
Dia berkata, "Saya pikir masalah saya adalah saya tidak cukup mencintai Tuhan."
Saya berkata, "Bukan itu masalah Anda, masalah Anda adalah bahwa Anda tidak mengerti seberapa besar Tuhan mengasihi Anda."

Cinta adalah selalu merupakan respon balik dari cinta.
Alkitab mengatakan, "Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita." (1 Yohanes 4:19)
Ketika Anda berkata, "Saya tidak mengasihi Allah," itu karena Anda tidak mengerti betapa Dia benar-benar mencintai Anda.

Ia peduli tentang setiap detail dari kehidupan Anda, Dia adalah Bapa yang penuh kasih dan peduli.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)

Tuhan adalah Bapa yg Konsisten

Yakobus 1:17 "Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran."

Anda dapat mengandalkan Tuhan.
Tuhan dapat diandalkan, dapat dipercaya.
Dia pantas mendapatkan kepercayaan Anda.

Beberapa dari Anda tahu bahwa ada ayah yang tidak bisa ditebak, tidak dapat diandalkan, dan selalu berubah-ubah sifatnya.
Mereka selalu berubah, tergantung pada suasana hati mereka.
Memiliki seorang ayah yang tidak konsisten, akan menghasilkan anak yang tidak konsisten juga sifatnya.

Tapi Alkitab mengatakan bahwa Tuhan tidak pernah memiliki hari yang buruk.
Dia tidak pernah bangun pada suatu hari dalam keadaan marah.
Tuhan itu tidak terpengaruh oleh mood.
Tuhan kita adalah Bapa yang konsisten dan setia.

2 Timotius 2:13 mengatakan, "Jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diriNya."
Bahkan ketika saya tidak setia, Tuhan adalah setia.
Bahkan ketika saya tidak konsisten, Tuhan konsisten.
Bahkan ketika saya tidak bisa diandalkan, Tuhan dapat diandalkan.
Tidak peduli perubahan apa pun yang terjadi di dunia ini, ada satu hal yang dapat saya andalkan: Tuhan selalu bertindak dengan cara yang sama pada saya.
Tuhan mencintai saya dan Dia adalah Tuhan yang konsisten, terlepas dari bagaimana pun suasana hati saya.
Kasih Tuhan pada saya sama banyaknya, pada hari buruk saya ataupun pada hari-hari baik saya.

Tuhan sendiri berkata dalam Maleakhi 3:6, "Bahwasanya Aku, TUHAN, tidak berubah"
Itu adalah kabar yang sangat baik!

Masalah utama antara anak dan orang tua -- mengapa saat ini lebih banyak anak yang memberontak terhadap orang tuanya, mengapa terjadi lebih banyak sakit hati dalam hubungan antara orang tua dan anak - penyebab utama rusaknya hubungan anak dan orang tua adalah adanya janji yang dilanggar.
"Suatu saat nanti... Saya berjanji" dan janji itu tidak pernah ditepati.

Tapi Tuhan konsisten.
"Tuhan sempurna dalam segala hal ! Semua janji-Nya terbukti benar adanya!" (Amsal 18:30 LB)
Jika Tuhan berfirman, percayalah kepada-Nya !
Dia selalu setia dan tidak pernah berubah.

Kita bisa menjadi kuat dalam menghadapi berbagai permasalahan kehidupan karena kita memiliki Bapa yang dapat diandalkan dan selalu konsisten terhadap janji-Nya.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)

Betapa dalam kasih Allah kepada kita

Mazmur 18:16 (BIS) "Dari atas TUHAN mengulurkan tangan-Nya; dipegang-Nya aku dan ditarik-Nya dari air yang dalam."

Ada kalanya kita semua berpikir, "Aku sudah berada di bawah sekali! Aku akan tenggelam!"
...Tidak peduli seberapa dalam Anda telah tenggelam, kasih Tuhan ada di sana!
Dia bisa menarik Anda keluar dari air yang terdalam.

Tidak peduli apa masalah yang Anda miliki, kasih Tuhan lebih dalam dari masalah Anda.
Anda mungkin berada di tempat keputusasaan yang dalam, masalah yang besar, atau Anda berada di bawah tekanan yang sangat dalam.
Anda mungkin memiliki masalah-masalah emosional, masalah fisik, masalah keuangan yang mendalam.

Namun, kasih Tuhan untuk Anda masih lebih dalam.

Corrie ten Boom dan Betsy ten Boom adalah kakak beradik Kristen yang tinggal di Belanda selama Perang Dunia II.
Mereka menyembunyikan orang-orang Yahudi di rumah mereka untuk melindungi para Yahudi tersebut dari Nazi.
Ketika Nazi menemukan mereka, tidak hanya orang-orang Yahudi yang dibawa ke kamp konsentrasi tapi Corrie dan Betsy dibawa juga, dan mereka menghabiskan sisa masa perang di sana, di dalam tahanan Nazi.

Setelah menyaksikan satu kekejaman demi kekejaman, Corrie berkata pada Betsy, "Tempat ini adalah lubang neraka yang terdalam!"
Betsy menjawab, "Tidak ada lubang yang terlalu dalam, kasih Tuhan tetap lebih dalam.

Dalam beberapa bulan terakhir, Anda mungkin telah tenggelam ke dalam masalah Anda.
Mungkin Anda berada dalam masalah finansial yang parah dan Anda berpikir,"Saya akan bangkrut!"
Anda telah mengalami masalah emosional yang paling dalam, atau pernikahan Anda telah jatuh ke dalam masalah yang dalam, atau Anda mengalami masalah kesehatan.
Anda frustrasi dan Anda berpikir, "Saya akan jatuh begitu dalam dan tidak akan bisa bangkit lagi."

Di mana Allah ketika Anda jatuh ke tempat yang begitu dalam?
Dia ada di sana bersama Anda, Dia berada di bawah Anda.
"Allah yang abadi adalah tempat perlindunganmu, dan di bawahmu ada lengan-lengan yang kekal. Ia mengusir musuh dari depanmu.." (Ulangan 33:27)

Jatuhkan diri Anda ke dalam pelukan cinta-Nya.
Biarkan Dia menangkap Anda dan mendukung Anda ketika Anda tidak mempunyai tempat lain untuk berlindung.

Tidak ada lubang masalah yang terlalu dalam, kasih Tuhan bagi Anda lebih dalam dan mampu untuk menolong Anda.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)

Memulai dengan bersyukur

Ulangan 10:20-21 (BIS) "Hormatilah TUHAN Allahmu dan beribadatlah kepada Dia saja. Hendaklah kamu tetap setia kepada-Nya dan bersumpah demi nama-Nya saja. Pujilah Dia sebab Ia Allahmu. Dengan mata kepalamu sendiri kamu telah melihat perbuatan-perbuatan hebat dan dahsyat yang dilakukan-Nya untukmu."

Tidak baik merasa kesal ketika kita bangun di pagi hari.
Mengeluh tidak akan membawa kita kepada hadirat Tuhan.
Mazmur 100:4 mengatakan "Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur, ke dalam pelataran-Nya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepada-Nya dan pujilah nama-Nya !"
Ayat ini menyatakan bahwa kita harus memasuki gerbang-Nya dengan ucapan syukur dan pelataran-Nya dengan pujian.
Tanpa ucapan syukur kita bahkan tidak akan masuk ke gerbang !
Jika kita ingin masuk ke hadirat Tuhan, kita harus menyingkirkan semua sikap yang bersungut-sungut dan mengeluh.

Sikap yang salah dapat membuat Anda tidak dapat menikmati hadirat Allah.
Setiap pagi saat Anda bangun, lihatlah pada semua hal yang harus Anda syukuri kepada Tuhan dan kemudian mulai jalani hari itu dengan pujian untuk semua yang telah Dia lakukan untuk Anda.

Mulailah setiap hari dengan ucapan syukur kepada Tuhan maka Anda akan menjalani hari Anda dalam hadirat dan penyertaan-Nya.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Joice Meyer)

MUSIK YANG YANG MENGALIRKAN KEHIDUPAN

1. Mengalirkan Roh Yang Damai Dan Tenang

Musik menjamah hati dan emosi kita. Apa yang kita dengarkan akan mempengaruhi pemikiran, tindakan, dan sikap kita. Sewaktu memberontak melawan Allah, Raja Saul kehilangan perlindungan Allah dalam hidupnya dan roh jahat datang untuk menyiksa dia. Hanya sewaktu Daud bermain kecapi, maka dia merasa damai, lalu roh jahat tersebut akan meninggalkan dia. "Dan setiap kali apabila roh yang daripada Allah itu hingap pada Saul, maka Daud mengambil kecapi dan memainkannya; Saul merasa lega dan nyaman dan roh jahat itu undur dari padanya." (I sam 16 : 23). Musik mempunyai kuasa atas orang yang mendengarkannya. Kuasa itu bisa baik atau buruk, tergantung pada tipe musiknya. Sewaktu kita mendengarkan musik Kristen, kita melepaskan hadirat Allah dalam hidup di rumah kita. Kita menghalau semua roh-roh yang berusaha untuk menekan. Orang-orang yang mengunjungi kita akan merasakan damai sejahtera dan hadirat Allah. Seperti Saul merasa bebas dan damai melalui musik yang diurapi.

2. Alat Yang Berguna Untuk Memenangkan Jiwa

Orang Kristen bisa memproduksi musik yang luar biasa, enak didengarkan telinga dan mempunyai pengaruh positif. Membagikan musik kita dengan orang-orang non Kristen bisa menjadi alat kesaksian yang baik jika musiknya mempunyai standar yang tinggi. Musik kita bisa menjadi alternatif bagi mereka yang belum mengenal Kristus. Musik akan menghancurkan pemikiran bahwa gereja tidak lebih dari acara yang membosankan dan biasa saja. Pada tahun 1996, kelompok rock Petra mengadakan konser di sebuah tempat olahraga di Bogota. Tujuannya adalah untuk memberitakan Injil dan menunjukkan pada dunia sebuah alternatif musik selain musik sekuler. Orang-orang yang hadir pada saat itu sangat terpengaruh dengan musik yang dibawakan. Media yang ada juga terpengaruh dan memuji kualitas musik dari band tersebut dan semangat yang mereka tampilkan. Mereka pun pulang setelah mendengarkan pesan Injil. Musik adalah salah satu sarana terbaik untuk memenangkan jiwa. Pada saat akhir konser itu, ada lebih dari 800 orang menerima Yesus.

3. Memberikan Pesan Yang Membangun.

Semua musik Kristen mempunyai pesan yang positif dan membangun , tidak peduli apa gaya musiknya. Terlebih lagi, melodinya akan menuntun orang untuk mendekat kepada Allah. Itu akan menciptakan suasana yang baik untuk berdoa. Anda diizinkan untuk menikmati berbagai macam musik Kristen, rock, salsa, soul, disko, tekno, country, metal, dll. Rasul Paulus meneguhkan dalam I Korintus 6 : 12, "Segala sesuatu halal bagiku. tetapi bukan semuanya berguna. Segala sesuatu halal bagiku, tetapi aku tidak membiarkan diriku diperhamba oleh sesuatu apapun." Hal tersebut bukanlah sekedar aturan atau peraturan, akan tetapi kita harus mengetahui bagaimana kita bisa membuat anda merasa menjadi orang yang lebih baik. Musik itu akan memberikan rasa percaya diri dan menguatkan anda pada saat-saat kesukaran dan akan membawa anda lebih dekat kepada Allah dengan lirik dan melodinya.

Bergerak Maju Dalam Tuhan

Terus bergerak maju. Filipi 3:13-14 "Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus."

Hubungan kita dengan Allah adalah progresif dan kita semua bergerak dari satu tingkat ke tingkat yang lain.
Tidak seorang pun pernah "menguasai" komunikasi dengan Tuhan karena tidak ada batasan untuk kedalaman hubungan yang bisa kita miliki dengan Dia, melainkan terus tumbuh, terus masuk lebih dalam, terus semakin kuat.

Kemampuan kita untuk mendengar suara-Nya berkembang dan semakin meningkat dari waktu ke waktu.
Seiring berjalannya waktu dan dengan mempraktekan Firman-Nya, kita menjadi semakin baik dalam berbagi hati kita dengan Allah dan kita menjadi lebih terampil dan berpengalaman dalam mendengar suara-Nya dan memahami apa yang Dia katakan kepada kita.
Kita tidak pernah menjadi ahli bersertifikat dalam doa dan kita tidak pernah berhenti belajar untuk berkomunikasi dengan Tuhan; kita hanya dapat terus memperkaya pengalaman kita dan menjadi lebih baik.

Allah memiliki begitu banyak rencana untuk Anda, dan meskipun Anda belum tiba di tujuan akhir Anda, Anda dapat bersyukur pada Tuhan bahwa Anda berada pada jalur yang akan membawa Anda kesana.

Selama Anda membuat suatu kemajuan, tidak masalah jika anda merangkak, berjalan, atau berlari.
Teruslah bergerak maju !

Kita harus terus bergerak maju dalam hubungan kita dengan Tuhan, terus bertumbuh lebih dalam dan lebih kuat berakar di dalam Tuhan.

(Renungan yg sangat memberkati dari Joyce Meyer)

BELAJAR DARI KELEDAI

Suatu hari keledai milik seorang petani jatuh ke dalam sumur. Hewan iu menangis dengan memilukan selama berjam-jam, sementara si petani memikirkan apa yang harus dilakukannya.

Akhirnya, ia memutuskan bahwa hewan itu sudah tua dan sumur juga perlu ditimbun (ditutup - karena berbahaya); jadi tidak berguna untuk menolong si keledai.

Ia mengajak tetangga-tetangganya untuk datang membantunya. Mereka membawa sekop dan mulai menyekop tanah ke dalam sumur.

Pada mulanya, ketika si keledai menyadari apa yang sedang terjadi, ia menangis penuh kengerian. Tetapi kemudian, semua orang takjub, karena si keledai menjadi diam. Setelah beberapa sekop tanah lagi dituangkan ke dalam sumur, si petani melihat ke dalam sumur dan tercengang karena apa yang dilihatnya.

Walaupun punggungnya terus ditimpa oleh bersekop-sekop tanah dan kotoran, si keledai melakukan sesuatu yang menakjubkan. Ia mengguncang-guncangkan badannya agar tanah yang menimpa punggungnya turun ke bawah, lalu menaiki tanah itu.

Sementara tetangga-tetangga si petani terus menuangkan tanah kotor ke atas punggung hewan itu,si keledai terus juga menguncangkan badannya dan melangkah naik.

Segera saja, semua orang terpesona ketika si keledai meloncati tepi sumur dan melarikan diri !

Kehidupan terus saja menuangkan tanah dan kotoran kepadamu, segala macam tanah dan kotoran. Cara untuk keluar dari 'sumur' (kesedihan, masalah, beban pikiran) adalah dengan menguncangkan segala tanah dan kotoran dari diri kita (pikiran, dan hati kita) dan melangkah naik dari 'sumur' dengan menggunakan hal-hal tersebut sebagai pijakan.

Setiap masalah-masalah kita merupakan satu batu pijakan untuk melangkah. Kita dapat keluar dari 'sumur' yang terdalam dengan terus berjuang, jangan pernah menyerah! Guncangkanlah hal negatif yang menimpa dan melangkahlah naik !!!

Kebiasaan Anda Menentukan Karakter Anda.

1 Timotius 4:15 (BIS) "Kerjakanlah semuanya itu dengan bersungguh-sungguh supaya kemajuanmu dilihat oleh semua orang."

Saat Anda memutuskan untuk bertobat dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat, Anda diberi sikap hati dan sifat yang baru, namun Anda masih memiliki kebiasaan, pola, dan praktek lama yang perlu dihapus dan diganti.

Lepaskan ketakutan yang menghalangi Anda bertumbuh -- Kebenaran akan membebaskan kita tetapi sering membuat kita menderita terlebih dahulu.
Rasa takut dari apa yang kita mungkin akan temukan jika kita jujur menghadapi kelemahan karakter kita membuat kita tetap tinggal dalam penjara penyangkalan.
Hanya ketika Tuhan diizinkan untuk menyinarkan terang kebenaran-Nya pada kesalahan, kegagalan, dan masalah kita, maka kita bisa mulai membereskan hal-hal tersebut.
Inilah sebabnya mengapa Anda tidak dapat bertumbuh tanpa sikap yang rendah hati dan mau diajar.

Berhentilah mendasarkan identitas Anda di sekitar 'kelemahan' -- Kita berkata, "Ini memang hanya seperti saya ..." dan "Ini memang diri saya."
Kekhawatiran yang tanpa disadari adalah bahwa jika saya melepaskan kebiasaan saya, sakit hati saya, atau kebiasaan saya, seperti apa saya jadinya nanti?
Ketakutan ini pasti dapat memperlambat pertumbuhan Anda.

Kebiasaan yang baik membutuhkan waktu untuk berkembang.
Ingatlah bahwa karakter Anda adalah jumlah total dari kebiasaan Anda.
Anda tidak dapat mengklaim untuk bersikap baik kecuali Anda memang biasanya baik -- Anda bisa menunjukkan kebaikan tanpa harus berpikir tentang hal itu.
Anda tidak dapat mengklaim memiliki integritas kecuali kebiasaan Anda untuk selalu jujur.
Seorang suami yang hanya setia kepada istrinya sebagian besar waktu adalah suami yang tidak setia sama sekali !
Kebiasaan Anda menentukan karakter Anda.

Hanya ada satu cara untuk mengembangkan kebiasaan yang berdasarkan karakter Kristus : Anda harus berlatih dan itu butuh waktu !
Tidak ada kebiasaan instan.
Paulus mendesak Timotius untuk melatih kebiasaan-kebiasaan baik supaya orang dapat melihat kemajuannya. (1 Timotius 4:15)_

Lepaskan ketakutan, miliki sikap yang rendah hati dan mau diajar, supaya kita dapat berubah menjadi lebih serupa seperti Kristus.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)

Tune-In dalam frekuensi TUHAN

Ayub 33:14 (BIS) "Allah berbicara dengan berbagai cara, namun tak seorang pun memperhatikan perkataan-Nya."

"Kehendak Tuhan ditemukan dalam Firman Tuhan."

Setelah kita minta dalam iman untuk bimbingan Tuhan, kita perlu mendengarkan jawaban Tuhan !

Apakah Anda tahu bahwa ruangan dimana Anda berada sekarang dipenuhi dengan gelombang radio?
Anda tidak dapat melihat mereka, tetapi jika Anda memiliki jenis receiver yang benar -- seperti radio -- untuk tune-in pada frekuensi mereka, Anda akan bisa mendengar mereka.

Allah merancang Anda untuk mendengar suara-Nya.
Ada receiver di dalam Anda yang memungkinkan Anda untuk mendapatkan bimbingan dari Allah.
Ayub 33:14 (BIS) mengatakan,"Allah berbicara dengan berbagai cara, namun tak seorang pun memperhatikan perkataan-Nya."
 
Kita tidak dapat memperhatikan dan mengerti saat kita tidak tune-in pada frekuensi Tuhan.

Frekuensi apakah yang digunakan Tuhan?
Cara utama yang digunakan Allah untuk berbicara adalah melalui Alkitab.  
Alkitab adalah buku petunjuk Allah.
Ini seperti sebuah road map atau peta untuk membimbing kita sepanjang jalan.
Ini membantu Anda mengatasi labirin yang Anda hadapi dalam hidup, memberikan Anda petunjuk yang Anda butuhkan.
Inilah sebabnya mengapa kita perlu membaca Alkitab setiap hari.
Kehendak Tuhan ditemukan dalam Firman Tuhan.

Allah juga berbicara melalui para pengajar Alkitab yang diurapi.
Apakah Anda pernah berada di gereja atau sebuah kelas Alkitab dan Anda merasa seperti pengajarnya sedang berbicara langsung kepada Anda?
Pada saat itu, Allah sedang berbicara langsung kepada Anda.

Tuhan tidak hanya berbicara melalui pengajar, Dia juga berbicara melalui setiap orang Kristen.
Dia bahkan berbicara melalui Anda.
Jika Anda tetap tune-in di frekuensi-Nya dan belajar Firman-Nya, kadang-kadang Tuhan akan menggunakan Anda untuk mengatakan hal-hal yang Dia ingin katakan pada orang-orang tertentu.
Ini bukan sesuatu yang khusus hanya diperuntukkan bagi para pendeta, Tuhan berbicara melalui setiap orang percaya pada waktu yang berbeda.

Allah juga berbicara melalui keadaan Anda dan rasa sakit Anda.
Tuhan berbisik kepada kita dalam kesenangan kita, tetapi Dia berteriak kepada kita dalam kesakitan kita.

Allah sedang berbicara sepanjang waktu.
Tetapi kita harus mendengarkan.
Tune-in di frekuensi Allah dan Dia akan membawa Anda pada jalan yang benar._

Kita akan dapat mendengarkan Tuhan berbicara saat kita tune-in di frekuensi-Nya dengan terus mempelajari dan memperhatikan firman Tuhan.

(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)

IMAN DENGAN KERENDAHAN HATI

Kekuatan dari Kerendahan Hati. 1 Petrus 5:6 "Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya."

Salah satu bahaya terbesar dari kehidupan Kristen adalah kesombongan rohani.

Ketika sumur kebanggaan di hati kita muncul, hal itu dapat benar-benar merenggut kerohanian dalam kita dan kita tidak percaya bahwa tangan Tuhan yang kuatlah yang telah menjaga segala aspek kehidupan kita.

Dalam 1 Petrus 5:6 dikatakan bahwa "Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya."

Sangat disayangkan, bahwa ada beberapa orang yang menekankan betapa pentingnya iman, namun melakukannya dengan kesombongan dan bukan kerendahan hati.
Hal itu mengakibatkan berubahnya pandangan orang dari makna iman yang sesungguhnya.

Iman kita harus selalu disertai dengan kerendahan hati.

Hanya ada dua orang dalam Alkitab yang dikatakan Yesus memiliki iman yang besar. Orang pertama adalah perwira Romawi yang dapat kita temukan dalam Lukas 7. Ketika anda mempelajari cerita ini, Anda menemukan bahwa karena perbuatan baiknya, para penatua Yahudi mengatakan ia layak mendapatkan bantuan Yesus. Namun perwira itu memiliki pandangan yang jauh berbeda dalam dirinya sendiri. Dia mengatakan bahwa tidak layak bagi Yesus untuk masuk dalam rumahnya.

Orang kedua yang Yesus katakan memiliki iman yang besar adalah seorang wanita yang memiliki seorang putri dalam Matius 15. Dua unsur menonjol tentang dia ketika kita membaca cerita ini adalah wanita ini gigih dan rendah hati.

Iman yang besar tidak dapat dipisahkan dari kerendahan hati yang besar. Kerendahan hati adalah unsur penting yang diperlukan untuk tanah hati kita, tanpa kerendahan hati, iman kita tidak dapat tumbuh secara sehat.

Milikilah iman yang besar dan buang segala kesombongan dari hati kita sehingga hidup kita dapat semakin berkenan dihadapan-Nya.

(Diterjemahkan dari Answers for Each Day by Bayless Conley)

Kuasa-Nya Yang Mengubahkan

Amazing Grace, how sweet the sound,
That saved a wretch like me……
I once was lost but now am found
Was blind, but now I see
The Lord has promised well to me
His word my hope secures
He will my shield and portion be
As long as life endures.

Setiap dari kita pasti pernah mendengar dan mengenal lagu Amazing Grace.
Lagu tersebut merupakan kesaksian dari kehidupan pribadi John Newton yang lahir pada tahun 1725 di Inggris. Ia lahir dari seorang ibu yang sangat mencintai Yesus. Namun sayang sekali, sang ibu telah meninggalkannya pada saat John baru berusia 7 tahun. Hal itu menyebabkan John harus tinggal dengan ayahnya dan dididik dengan keras karena ayah John adalah seorang pelaut. Pada usia 11 tahun, John sudah bergaul dengan para kelasi kapal yang kasar dan bejat moralnya, sehingga hal itu telah membentuk sifat dan karakter John menjadi seorang yang sama jahat pula. Bahkan tidak jarang ia memperjual belikan manusia sebagai budak.

Suatu hari kapal yang ditumpangi John di timpa badai yang sangat dahsyat selama 9 jam. Saat berada dalam situasi yang mengerikan itu, terlintas dalam ingatannya wajah sang ibu yang sedang berlutut dan berdoa. Dia pernah mendengar nama Yesus yang di sebut ibunya dalam doanya. Mengingat teladan yang ibunya berikan saat dia masih kecil bahwa di dalam kesesakan kita dapat berseru kepada Yesus untuk memohon pertolonganNya, maka John pun berteriak minta tolong dan bahkan setelah itu ia pun meminta Yesus untuk tinggal dalam hidupnya. Jalan yang di lalui John dalam proses pengenalannya kepada Yesus dan dalam pelayanannya tidaklah mudah. Ia tidak diterima oleh siapapun di Inggris karena orang-orang telah mengenalnya sebagai seorang penjahat. Namun oleh karena penyertaan dan belas kasihan Tuhan Yesus atas hidupnya, akhirnya ia pun dapat di terima oleh masyarakat dan berhasil di tahbiskan menjadi seorang Pendeta.

Diakhir hidupnya, John pernah mengatakan bahwa “Daya ingatku hampir lenyap, tetapi aku masih ingat bahwa akulah penjahat terbesar dan Yesuslah penyelamat yang terbesar.”

Dari kesaksian hidup John, kita bisa melihat bahwa dalam hidup kita, selalu ada anugerah pengampunan dan kehidupan yang diubahkan bagi kita, asalkan kita mau datang kepada Dia dan mengakui segala dosa kita dihadapanNya. I Yohanes 1:9.
John bukan hanya selamat dari badai dan gelora laut yang ganas, namun dia juga mengalami suatu perubahan hidup yang luar biasa. Kemenangan demi kemenangan dia dapat alami, baik kemenangan atas permasalahan hidup yang menimpanya maupun kemenangan atas dosa.

Kehidupan kekal bersama Yesus diterimanya sebagai anugerah yang terbesar saat ia memilih untuk berseru pada Yesus dan mengundang Yesus tinggal dalam kehidupannya. Apakah saat ini kapal kehidupan kita juga sedang diombang ambingkan oleh berbagai badai permasalahan?

Apakah kita telah kehilangan kekuatan untuk mengarungi kehidupan yang semakin sulit dan tidak menentu ini? Hidup bersama Yesus memang tidak selalu mudah, tapi pasti selalu benar oleh sebab itu berserulah pada Yesus, dan terimalah keselamatan, kekuatan dan kemenangan dari-Nya. Karena berkat ini bukannya hanya milik John Newton saja namun berkat itu juga Dia janjikan bagi setiap orang yang mau berseru dan percaya kepada-Nya. John telah mengalami Kuasa-Nya yang luar biasa.
Hidupnya telah diubahkan menjadi orang yang berkemenangan, karena Firman Tuhan berkata: ”Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang oleh Dia yang mengasihi kita.” Roma 8:37.
Bagaimana dengan anda?

Tuhan memberkati.

LIFE FOR GOD

Tidak ada kerinduan yang lebih besar dari pada kerinduan seorang ayah atau ibu untuk melihat putra-putrinya berhasil meraih sukses dalam hidupnya. Keberhasilan yang dicapai tentu melewati tahapan-tahapan yang harus dilalui, dari seorang anak kecil bertumbuh menjadi remaja, pemuda dan akhirnya menjadi dewasa. Perubahan yang diharapkan tentu perubahan yang positif yang berarti bukan menjadi pemuda/i yang lemah, tidak bersemangat, bermalas-malasan dan hidup secara sembarangan. Tentunya yang diharapkan adalah pemuda/i yang bersemangat, kreatif, disiplin dan ingin maju. Hal ini sama dengan kerinduan Tuhan Yesus untuk kita yaitu agar hidup bertumbuh dan berkembang kearah yang positif.
 
Perintah Tuhan dalam Efesus 6:1-9 ditujukan kepada anak-anak, bapa-bapa,hamba-hamba dan tuan-tuan, (kita semua) untuk hidup dengan baik dan berkenan kepada Tuhan. Perintah Tuhan dalam ayat di atas meliputi lingkup yang lebih luas, yaitu:

1.Hidup yang menjadikan Firman Tuhan sebagai acuan.
Segala tingkah laku, perkataan, pikiran dan perasaan serta kehendak kita haruslah sesuai dengan Firman Tuhan, bukan disesuaikan dengan keinginan perasaan kita semata atau sesuai dengan kebudayaan lingkungan dan kebiasaan hidup kita. Tetapi Firman Tuhan menjadi Tolak ukur dan dasar acuan dalam melakukan segala sesuatu.

2.Melakukan perintah Tuhan dengan sungguh-sungguh.
Ketaatan dalam melakukan Firman Tuhan haruslah dengan sungguh-sungguh dilakukan, walaupun Firman itu kadang-kadang kelihatan kuno atau dianggap sudah tidak sesuai keinginan dan perasaan hati kita,namun kita harus tetap menunjukkan Iman percaya yang sungguh kepada Tuhan akan memampukan kita melakukan Firman itu.

Allah menghendaki kita mengalami perubahan melalui FirmanNya. Karena itu periksalah diri kita, sudahkah kita hidup sesuai dengan standart, tolak ukur Firman Tuhan dan melakukannya dengan setia.

”Orang yang hidup dalam Tuhan adalah mereka yang setia melakukan FirmanNya”

Global Climate Change

Pengertian perubahan iklim

Yang dimaksud dengan perubahan iklim adalah perubahan variabel iklim, khususnya suhu udara dan curah hujan yang terjadi secara berangsur-angsur dalam jangka waktu yang panjang antara 50 sampai 100 tahun (inter centenial). Disamping itu harus dipahami bahwa perubahan tersebut disebabkan oleh kegiatan manusia (anthropogenic), khususnya yang berkaitan dengan pemakaian bahan bakar fosil dan alih-guna lahan. Jadi perubahan yang disebabkan oleh faktor-faktor alami, seperti tambahan aerosol dari letusan gunung berapi, tidak diperhitungkan dalam pengertian perubahan iklim. Dengan demikian fenomena alam yang menimbulkan kondisi iklim ekstrem seperti siklon yang dapat terjadi di dalam suatu tahun (inter annual) dan El-Nino serta La-Nina yang dapat terjadi di dalam sepuluh tahun (inter decadal) tidak dapat digolongkan ke dalam perubahan iklim global.
Kegiatan manusia yang dimaksud adalah kegiatan yang telah menyebabkan peningkatan konsentrasi GRK di atmosfer, khususnya dalam bentuk karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan nitrous oksida (N2O). Gas-gas inilah yang selanjutnya menentukan peningkatan suhu udara, karena sifatnya yang seperti kaca, yaitu dapat meneruskan radiasi gelombang-pendek yang tidak bersifat panas, tetapi menahan radiasi gelombang-panjang yang bersifat panas seperti terlihat pada Gambar 1. Akibatnya atmosfer bumi makin memanas dengan laju yang setara dengan laju perubahan konsentrasi GRK.

Pertumbuhan emisi dan konsentrasi gas rumahkaca

Menurut IPCC (2001) dalam dekade terakhir ini pertumbuhan CO2 adalah sebesar 2900 juta ton/tahun, sementara pada dekade sebelumnya adalah sebesar 1400 juta ton/tahun. Sedang CH4 justru mengalami penurunan dari 37 juta ton/tahun pada dekade terdahulu menjadi 22 juta ton/tahun pada dekade terakhir. Demikian pula halnya dengan N2O meskipun kecil juga mengalami penurunan dari 3,9 menjadi 3,8 juta ton/tahun. Sementara itu tingkat emisi CO2, CH4, dan N2O di Indonesia pada tahun 1994 berturut-turut adalah 952.199, 4.286, dan 61 Gg (Tabel 1).

Gambar 1. Gas rumahkaca yang menyelimuti atmosfer bumi akan menyerap radiasi gelombang panjang yang memanaskan bumi (Sumber: UNEP/WMO, 1996)

Uap air (H2O) pun sebenarnya merupakan GRK yang dapat dirasakan pengaruhnya ketika menjelang turun hujan. Udara terasa panas karena radiasi gelombang-panjang tertahan uap air atau mendung yang menggantung di atmosfer. Namun demikian karena keberadaan (life time) H2O sangat singkat (2-3 hari), maka uap air bukanlah GRK yang efektif. Sementara itu untuk CO2, CH4, dan N2O keberadaannya di atmosfer berturut-turut adalah 100, 15, dan 115 tahun.

Tabel 1. Emisi GRK Indonesia dari berbagai sektor pada tahun 1994 (Gg)

Peningkatan suhu bumi

Dalam 100 tahun terakhir suhu bumi terlihat mulai ditentukan oleh peningkatan CO2 di atmosfer. Pada zaman pra-industri (sebelum tahun 1850) konsentrasi CO2 masih sekitar 290 ppm, sedang pada tahun 1990 konsentrasinya telah meningkat menjadi 353 ppm. Peningkatan suhu rata-rata bumi sebesar 0,5 oC telah dicatat. Dengan pola konsumsi energi dan pertumbuhan ekonomi seperti sekarang, maka diperkirakan pada tahun 2100 konsentrasi CO2 akan meningkat dua kali lipat dibanding zaman industri, yaitu sekitar 580 ppm. Dalam kondisi demikian berbagai model sirkulasi global memperkirakan peningkatan suhu bumi antara 1,7-4,5 oC (Gambar 2). Peningkatan yang besar terjadi pada daerah lintang tinggi, sehingga akan menimbulkan berbagai perubahan lingkungan global yang terkait dengan pencairan es di kutub, distribusi vegetasi alami dan keanekaragaman hayati, produktivitas tanaman, distribusi hama dan penyakit tanaman dan manusia.

Perubahan pola dan distribusi hujan

Pola dan distribusi curah hujan terjadi dengan kecenderungan bahwa daerah kering akan menjadi makin kering dan daerah basah menjadi makin basah. Konsekuensi-nya adalah bahwa kelestarian sumberdaya air juga akan terganggu. Di Indonesia dikenal 3 macam pola distribusi hujan, yaitu pola monsun (monsoonal), ekuatorial dan lokal. Pertama, daerah yang sangat dipengaruhi oleh monsun memiliki pola hujan dengan satu pucak (unimodal). Ciri dari pola ini adalah adanya musim hujan dan kemarau yang tajam dan masing-masing berlangsung selama kurang lebih 6 bulan, yaitu Oktober - Maret sebagai musim hujan dan April – September sebagai musim kemarau. Kedua, daerah yang dekat dengan ekuator dipengaruhi oleh sistem ekuator dengan pola hujan yang memiliki dua puncak (bimodal), yaitu pada bulan Maret dan Oktober saat matahari berada di dekat ekuator. Ketiga, daerah dengan pola hujan lokal, dicirikan oleh bentuk pola hujan unimodal dengan puncak yang terbalik dibandingkan dengan pola hujan monsun yang disebutkan di atas. Perubahan iklim (khususnya suhu dan curah hujan) tidak hanya menyebabkan perubahan volume defisit atau surplus air, tetapi juga periode daerah itu mengalami surplus atau defisit. Dalam suatu studi hidrologi daerah aliran sungai (DAS) di daerah ekuatorial seperti Sulawesi, perubahan iklim (dengan konsentrasi CO2 atmosfer 2 kali lipat dibanding konsentrasi pada zaman pra-industri yang hanya 280 ppm) akan menyebabkan DAS tersebut tidak mengalami defisit sementara surplusnya meningkat dua kali lipat. Sedang DAS di daerah monsun seperti Jawa, surplus air hanya sekitar 30% dengan periode defisit yang lebih pendek dibanding jika iklim tidak berubah (Murdiyarso, 1994).

Dampak perubahan iklim

Sektor pertanian akan terpengaruh melalui penurunan produktivitas pangan yang disebabkan oleh peningkatan sterilitas serealia, penurunan areal yang dapat diirigasi dan penurunan efektivitas penyerapan hara serta penyebaran hama dan penyakit. Di beberapa tempat di negara maju (lintang tinggi) peningkatan konsentrasi CO2 akan meningkatkan produktivitas karena asimilasi meningkat, tetapi di daerah tropis yang sebagian besar negara berkembang, peningkatan asimilasi tersebut tidak signifikan dibanding respirasi yang juga meningkat. Secara keseluruhan jika adaptasi tidak dilakukan, dunia akan mengalami penurunan produksi pangan hingga 7 persen. Namun dengan adaptasi yang tingkatnya lanjut, artinya biayanya tinggi, produksi pangan dapat distabilkan. Dengan kata lain stabilisasi produksi pangan pada iklim yang berubah akan memakan biaya yang sangat tinggi, misalnya dengan meningkatkan sarana irigasi, pemberian input (bibit, pupuk, insektisida/pestisida) tambahan. Di Indonesia dengan skenario konsentrasi CO2 dua kali lipat dari saat ini produksi padi akan meningkat hingga 2,3 persen jika irigasi dapat dipertahankan. Tetapi jika sistem irigasi tidak mengalami perbaikan produksi padi akan mengalami penurunan hingga 4,4 persen (Matthews et al., 1995).

Suhu yang lebih hangat akan menyebabkan pergeseran spesies vegetasi dan ekosistem. Daerah pegunungan akan kehilangan banyak spesies vegetasi aslinya dan digantikan oleh spesies vegetasi dataran rendah. Bersamaan dengan itu kondisi sumberdaya air yang berasal dari pegunungan juga akan mengalami gangguan. Selanjutnya stabilitas tanah di daerah pegunungan juga terganggu dan sulit mempertahankan keberadaan vegetasi aslinya. Dampak ini tidak begitu nyata di daerah lintang rendah atau daerah berelevasi rendah. Jika kebakaran hutan makin sering dijumpai di Indonesia, agak sulit menghubungkan antara kejadian tersebut dengan perubahan iklim, sebab sebagian besar (kalau tidak seluruhnya) kejadian kebakaran hutan disebabkan oleh aktivitas manusia yang berkaitan dengan pembukaan lahan. Bahwa kejadiannya bersamaan dengan kejadian El-Nino karena fenomena ini memberikan kondisi cuaca yang kering yang mempermudah terjadinya kebakaran. Namun seperti diuraikan di atas El-Nino adalah fenomena alam yang terkait dengan peristiwa iklim ekstrem dalam variabilitas iklim, bukan perubahan iklim dalam arti seperti yang diuraikan di atas. Meningkatnya jumlah penduduk memberikan tekanan pada penyediaan air, terutama pada daerah perkotaan. Saat ini sudah banyak penduduk perkotaan yang mengalami kesulitan mendapatkan air bersih, terutama mereka yang berpendapatan dan berpendidikan atau berketerampilan rendah. Dampak perubahan iklim yang menyebabkan perubahan suhu dan curah hujan akan memberikan pengaruh terhadap ketersediaan air dari limpasan permukaan, air tanah dan bentuk reservoir lainnya. Pada tahun 2080 akan terdapat 2 hingga 3,5 milyar orang akan mengalami kekurangan air. Pada beberapa daerah aliran sungai (DAS) penting di Indonesia ketersediaan air permukaan diperkirakan akan meningkat karena meningkatnya suplus dan menurunnya defisit. Di DAS Citarum, Jawa Barat peningkatan tersebut mencapai 32%, di DAS Brantas Jawa Timur 34%, dan di DAS Saadang, Sulawesi Selatan 132% (Murdiyarso, 1994).

Sebagai konsekuensinya kejadian banjir akan meningkat karena menurunnya daya tampung sungai akibat peningkatan limpasan permukaan dan menurunnya daya tampung sungai dan waduk akibat peningkatan erosi dan sedimentasi. Secara global catatan bencana banjir menunjukkan peningkatan yang signifikan selama 40 tahun terakhir dengan kerugian ekonomis ditaksir sekitar US$ 300 milyar pada dekade terakhir dibanding hanya US$ 50 milyar pada dekade tahun 1960-an. Kawasan pesisir merupakan daerah yang paling rentan dari akibat kenaikan muka-laut. Dalam 100 tahun terakhir, mukalaut telah naik antara 10-25 cm. Meskipun kenyataannya sangat sulit mengukur perubahan muka-laut, tetapi perubahan tersebut dapat dihubungkan dengan peningkatan suhu yang selama ini terjadi. Dalam 100 tahun perubahan suhu telah meningkatkan pemuaian volume air laut dan meningkatkan ketinggiannya. Demikian juga penambahan volume air laut juga terjadi akibat melelehnya gletser dan es di kedua kutub bumi. Dari berbagai skenario, peningkatan tersebut berkisar antara 13 hingga 94 cm dalam 100 tahun mendatang. Dengan panjang pantainya yang lebih dari 80.000 km, di mana lebih dari 50 persen diantaranya merupakan pantai landai,

Indonesia cukup rentan terhadap kenaikan muka-laut seperti negara-negara yang berpantai landai seperti Bangladesh. Kenaikan muka laut hingga 1,5 m dapat berpengaruh terhadap 17 juta penduduk Bangladesh. Tetapi hanya dengan kenaikan 1 m dampak sosial-ekonomi terhadap pertanian pantai di beberapa kabupaten di Jawa Barat bagian utara sudah sangat besar (Parry et al., 1992).Transmisi beberapa penyakit menular sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor iklim. Parasit dan vektor penyakit sangat peka terhadap faktor-faktor iklim, khususnya suhu dan kelembaban. Penyakit yang tersebar melalui vektor (vector-borne diseases,VBDs) seperti malaria, demam berdarah (dengeue) dan kaki gajah (schistosomiosis) perlu diwaspadai karena transmisi penyakit seperti ini akan makin meningkat dengan perubahan iklim. Di banyak negara tropis penyakit ini merupakanpenyebab kematian utama.

IPCC (1998) memperkirakan bahwa dengan makin lebarnya selang suhu di mana vektor dan parasit penyakit dapat hidup telah menyebabkan peningkatan jumlah kasus malaria di Asia hingga 27 persen, demam berdarah hingga 47 persen dan kaki gajah hingga 17 persen. Di Indonesia daerah-daerah baru yang menjadi semakin hangat juga memberi kesempatan penyebaran vektor dan parasitnya. Penjangkitan VBD bahkan terjadi lagi di daerah-daerah lama yang selama ini sudah dinyatakan bebas. Hal ini disebabkan karena penggunaan bahan kimia dalam jangka panjang telah menimbulkan daya tahan vektor. Disamping itu predator bagi vektor tersebut juga ikut terbasmi.
Terakhir diperbaharui ( Jumat, 15 Oktober 2004 )

Kamis, 02 Mei 2013

PANCASILA ALAT PEMERSATU BANGSA

Setiap bangsa yang ingin berdiri kokoh dan mengetahui dengan jelas ke arah mana tujuan yang ingin dicapai bangsa tersebut tentunya diperlukan pandangan hidup yang berfungsi untuk memberikan pedoman dan arah bagi suatu bangsa. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia dijadikan sebagai pedoman dalam memecahkan masalah-masalah politik, ekonomi, social, budaya bahkan agama yang timbul dalam gerak masyarakat yang semakin maju. Nilai-nilai pancasila yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945 sarat denga jiwa dan semangat perjuangan bangsa untuk mewujudkan Negara merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Pancasila menjadi sumber tertib sosial seluruh kehidupan rakyat Indonesia dan menjadi sumber tertib negara serta tertib hukum. Selain itu, Pancasila juga menjadi pedoman dalam  hidup bermasyarakt, berbangsa dan bernegara.

Dalam kaitannya dengan kehidupan beragama, Pancasila menganjurkan manusia untuk beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, sebagai pencipta alam raya beserta isinya. Pancasila juga menekankan bahwa hidup manusia tergantung pada Tuhan. Adanya hidup dan mati ditentukan oleh Tuhan. Indonesia dengan  agama yang berbeda-beda tentunya sangat memerlukan pancasila sebagai landasan kehidupan beragama dan bermasyarakat. Pada dasarnya setiap agama di Indonesia mengajarkan berketuhanan, tentang kemanusiaan, rasa persatuan, mengajarkan juga berkekeluargaan, dan berkeadilan. Jadi, pada dasarnya semua agama di Indonesia telah mengamalkan kelima unsure Pancasila tersebut., sehingga dalam kehidupan antar umat beragama antara satu dengan yang lain ada rasa persatuan sebagai sesama warga masyarakat dan saling menghormati dalam hal beragama.

Akan tetapi, salah satu masalah yang dewasa ini dihadapi oleh Bangsa Indonesia adalah adanya anggapan bahwa agama A lebih baik dari agama lainnya, yang berdampak pada persatuan dan kesatuan Indonesia. Maraknya aksi terorisme, bentrok antar warga dan antar suku bangsa, juga aksi bom yang terjadi belakangan ini kian membuat resah Bangsa Indonesia, lambat laun terasa tiada lagi jiwa dan semangat persatuan. Oleh karena itu, pemahaman dan penanaman nilai-nilai Pancasila sudah seharusnya digali dan ditanamkan pada diri setiap warga Negara Indonesia agar terwujud kembali Negara Indonesia yang Bersatu, Berdaulat, Adil dan Makmur.

Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki budaya yang beragam berdasarkan etnis dengan bahasa daerah yang berbeda-beda, agama, bahkan ras yang berbeda sehingga membentuk masyarakat bangsa yang multikultur. Sukusuku bangsa Indonesia mulai dari yang terbesar sampai yang terkecil jumlahnya, mendiami tanah air dengan cara dan pola kehidupan yang beragam, sesuai dengan budaya dan tradisi yang dimiliki. Secara sosiologis, masyarakat multikultur memerlukan pengakuan dan penghargaan secara lintas budaya. Betapapun kecilnya suatu etnis, mereka tetap mengharapkan pengakuan dan penghargaan sebagai warga Bangsa Indonesia. Dalam masyarakat multikultur perlu suasana kehidupan saling menghargai, memiliki kesetaraan baik di depan hukum maupun dalam pemerintahan.

Perbedaan budaya, kebiasaan, dan adat istiadat haruslah dipandang sebagai potensi kekuatan. Komitmen kebangsaan dan cinta tanah air harus terus ditumbuhkembangkan dan dibina secara berlanjut dan berkesinambungan untuk mewujudkan kesadaran bela negara, dan persatuan nasional, dalam suasana saling menghargai keberagaman. Persatuan dalam keragaman budaya, adat istiadat, dan tradisi harus dibina dan ditingkatkan secara demokratis, terpola, dan terus menerus. Keberagaman budaya bangsa yang diikat menjadi kekuatan nyata persatuan bangsa dan hal ini secara simbolis telah dicantumkan dalam slogan Bhinneka Tunggal Ika. Demikan juga dalam kehidupan beragama dapat juga disatukan oleh Pancasila, tidak ada pertentangan  antara agama satu dengan yang lain, sehingga antar umat beragama dapat hidup rukun berdampingan dan bertoleransi dengan dasar tenggang rasa.


Pancasila sebagai dasar pemerintahan di Indonesia, memiliki nilai-nilai yang terkandung di dalamnya yang telah dijelaskan dalam pembukaan  Undang-Undang Dasar 1945 sebagai sumber dari keseluruhan hukum di Indonesia. Namun pada kenyataanya kebijakan hukum di era reformasi pasca amandemen UUD 1945 belum mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila yang  menumbuhkan rasa kepercayaan yang tingi terhadap berbagai perbedaan pandangan, suku, agama, ras,dan budaya yang disertai kejujuran yang tinggi, saling menghargai dan menghormati, non diskriminatif dan persamaan hak di depan hukum. Bangsa Indonesia yang bersifat majemuk dan multikultur terdiri atas berbagai agama, suku, bangsa, adat istiadat, dan bahasa daerah, menempati wilayah dan kepulauan yang sedemikian luas maka tiddak mungkin berhasil disatukan tanpa tali pengikat yang jelas. Tali pengikat itu adalah cita-cita, pandangan hidup yang dianggap ideal, yang dipahami, dipercaya dan bahkan diyakini sebagai sesuatu yang mulia dan luhur. Pancasila dianggap sebagai alat pemersatu karena berisi cita-cita dan gambaran tentang nilai-nilai ideal yang akan diwujudkan bangsa ini.

Indonesia dengan agama yang beragam, tentunya memerlukan tali pengikat tersebut untuk melahirkan semangat persatuan dan kesatuan antar umat beragama. Memang, setiap agama pasti memiliki ajaran tentang gambaran kehidupan ideal, yang masing-masing berbeda. Perbedaan itu tidak akan mungkin dapat disamakan. Apalagi, perbaedaaan itu sudah melewati dan memiliki sejarah panjang. Akan tetapi, masing-masing pemeluk agama melalui para tokoh atau pemuka agamanya, sudah berjanji akan membangun Negara kesatuan berdasarkan Pancasila. Ada pendapat yang mengatakan bahwa agama akan bisa mempersatukan bangsa. Dengan alasan bahwa masing-masing agama selalu mengajarkan tentang persatuan, kebersamaan, dan tolong menolong, sebagai dasar hidup bersama dan bermasyarakat. Akan tetapi, pada kenyataanya tidak sedikit konflik terjadi antara pemeluk agama yang berbeda. Kini orang merasakan perbedaan menjadi halangan untuk bersatu. Maka, di sini lah peran Pancasila dengan sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, merangkum dan sekaligus menyatukan pemeluk agama yang berbeda-beda itu. Para pemeluk agama yang berbeda-beda dari berbagai aspek itu disatukan oleh cita-cita dan kesamaan ideologi bangsa yang tak lain adalah Pancasila. 

Itulah sebabnya, melupakan Pancasila sama artinya dengan mengingkari janji (kesepakatan) bersama sebagai satu bangsa, yaitu Bangsa Indonesia. Selain itu, apabila muncul suatu kelompok masyarakat yang mengubah kesepakat itu, maka sama artinya dengan melakukan pengingkaran sejarah dan janji yang telah disepakati bersama. Dengan demikian, peran pancasila sebagai alat pengikat dan pemersatu bangsa yang harus selalu diperkukuh setiap saat.

Itulah mengapa Pancasila, sejarah dan filsafatnya harus tetap diperkelanlan dan diajarkan kepada segenap warga bangsa ini, baik lewat pendidikan formal maupun non formal. Pancasila memang hanya milik Indonesia, dan tidak dimiliki oleh bangsa lain,. Namun tidak berarti bangsa Indonesia tanpa Pancasila bisa seperti bangsa lain,. Bangsa Indonesia memiliki sejarah, kultur, dan budaya yang berbeda dengan bangsa lainnya. Keberagaman yang ada di Indonesia inilah yang menjadi ciri khas bangsa ini, dan memerlukan alat pemersatu yang dikenal dengan Pancasila.
 
SUMBER :
  • Jatiningsih, Nurina. 2011. Peran Pancasila Sebagai Alat Pemersatu Bangsa. Yogyakarta : STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
 

Dampak Negatif Pergaulan Bebas di Kalangan Remaja

Dampak Pergaulan Bebas di Kalangan Pelajar. Seperti yang kita ketahui, bahwasanya pergaulan bebas mempunyai dampak yang sangat negatif dan bahkan dapat mengancurkan masa depan remaja yang tergabung didalamnya. Untuk itu, perlu kiranya kita semua mempelajari Dampak Pergaulan Bebas Bagi Remaja.

Jika Anda belum tahu dampak apasaja yang ditimbulkan akibat pergaulan bebas, silakan baca dan pelajari baik-baik artikel ini yang akan mengupas tuntas masalah dampak negatif pergaulan bebas di kalangan pelajar atau remaja. Dan hal ini harus wajib diketahui oleh putra-putri kita agar tidak terjerumus kedalam pergaulan bebas.
Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia antara 13 tahun sampai dengan 18 tahun.

Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Mereka sedang mencari pola hidup yang paling sesuai baginya dan inipun sering dilakukan melalui metode coba-coba walaupun melalui banyak kesalahan. Kesalahan yang dilakukan sering menimbulkan kekhawatiran serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi lingkungan dan orangtuanya.

Generasi muda adalah tulang punggung bangsa, yang diharapkan di masa depan mampu meneruskan tongkat estafet kepemimpinan bangsa ini agar lebih baik. Dalam mempersiapkan generasi muda juga sangat tergantung kepada kesiapan masyarakat yakni dengan keberadaan budayanya. Termasuk didalamnya tentang pentingnya memberikan filter tentang perilaku-perilaku yang negatif, yang antara lain; minuman keras, mengkonsumsi obat terlarang, sex bebas, dan lain-lain yang dapat menyebabkan terjangkitnya penyakit HIV/AIDS.

Sekarang ini zaman globalisasi. Remaja harus diselamatkan dari pengaruh globalisasi. Karena globalisasi ini ibaratnya kebebasan dari segala aspek. Sehingga banyak kebudayaan-kebudayaan yang asing yang masuk. Sementara tidak cocok dengan kebudayaan kita. Sebagai contoh kebudayaan free sex itu tidak cocok dengan kebudayaan kita.

Pada saat ini, kebebasan bergaul sudah sampai pada tingkat yang menguatirkan. Para remaja dengan bebas dapat bergaul antar jenis. Tidak jarang dijumpai pemandangan di tempat-tempat umum, para remaja saling berangkulan mesra tanpa memperdulikan masyarakat sekitarnya. Mereka sudah mengenal istilah pacaran sejak awal masa remaja.

Pacar, bagi mereka, merupakan salah satu bentuk gengsi yang membanggakan. Akibatnya, di kalangan remaja kemudian terjadi persaingan untuk mendapatkan pacar. Pengertian pacaran dalam era globalisasi informasi ini sudah sangat berbeda dengan pengertian pacaran 15 tahun yang lalu. Akibatnya, di jaman ini banyak remaja yang putus sekolah karena hamil.

Oleh karena itu, dalam masa pacaran, anak hendaknya diberi pengarahan tentang idealisme dan kenyataan. Anak hendaknya ditumbuhkan kesadaran bahwa kenyataan sering tidak seperti harapan kita, sebaliknya harapan tidak selalu menjadi kenyataan. Demikian pula dengan pacaran. Keindahan dan kehangatan masa pacaran sesungguhnya tidak akan terus berlangsung selamanya.

Dalam memberikan pengarahan dan pengawasan terhadap remaja yang sedang jatuh cinta, orangtua hendaknya bersikap seimbang, seimbang antar pengawasan dengan kebebasan. Semakin muda usia anak, semakin ketat pengawasan yang diberikan tetapi anak harus banyak diberi pengertian agar mereka tidak ketakutan dengan orangtua yang dapat menyebabkan mereka berpacaran dengan sembunyi-sembunyi. Apabila usia makin meningkat, orangtua dapat memberi lebih banyak kebebasan kepada anak. Namun, tetap harus dijaga agar mereka tidak salah jalan. Menyesali kesalahan yang telah dilakukan sesungguhnya kurang bermanfaat.

Penyelesaian masalah dalam pacaran membutuhkan kerja sama orangtua dengan anak. Misalnya, ketika orangtua tidak setuju dengan pacar pilihan si anak. Ketidaksetujuan ini hendaknya diutarakan dengan bijaksana. Jangan hanya dengan kekerasan dan kekuasaan. Berilah pengertian sebaik-baiknya. Bila tidak berhasil, gunakanlah pihak ketiga untuk menengahinya. Hal yang paling penting di sini adalah adanya komunikasi dua arah antara orangtua dan anak. Orangtua hendaknya menjadi sahabat anak. Orangtua hendaknya selalu menjalin dan menjaga komunikasi dua arah dengan sebaik-baiknya sehingga anak tidak merasa takut menyampaikan masalahnya kepada orangtua.

Dalam menghadapi masalah pergaulan bebas antar jenis di masa kini, orangtua hendaknya memberikan bimbingan pendidikan seks secara terbuka, sabar, dan bijaksana kepada para remaja. Remaja hendaknya diberi pengarahan tentang kematangan seksual serta segala akibat baik dan buruk dari adanya kematangan seksual. Orangtua hendaknya memberikan teladan dalam menekankan bimbingan serta pelaksanaan latihan kemoralan. Dengan memiliki latihan kemoralan yang kuat, remaja akan lebih mudah menentukan sikap dalam bergaul. Mereka akan mempunyai pedoman yang jelas tentang perbuatan yang boleh dilakukan dan perbuatan yang tidak boleh dikerjakan. Dengan demikian, mereka akan menghindari perbuatan yang tidak boleh dilakukan dan melaksanakan perbuatan yang harus dilakukan.

Berdasarkan penelitian di berbagai kota besar di Indonesia, sekitar 20 hingga 30 persen remaja mengaku pernah melakukan hubungan seks. Celakanya, perilaku seks bebas tersebut berlanjut hingga menginjak ke jenjang perkawinan. Ancaman pola hidup seks bebas remaja secara umum baik di pondokan atau kos-kosan tampaknya berkembang semakin serius.  Pakar seks juga specialis Obstetri dan Ginekologi Dr. Boyke Dian Nugraha di Jakarta mengungkapkan, dari tahun ke tahun data remaja yang melakukan hubungan seks bebas semakin meningkat. Dari sekitar lima persen pada tahun 1980-an, menjadi dua puluh persen pada tahun 2000. Kisaran angka tersebut, kata Boyke, dikumpulkan dari berbagai penelitian di beberapa kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Surabaya, Palu dan Banjarmasin. Bahkan di pulau Palu, Sulawesi Tenggara, pada tahun 2000 lalu tercatat remaja yang pernah melakukan hubungan seks pranikah mencapai 29,9 persen.

Kelompok remaja yang masuk ke dalam penelitian tersebut rata-rata berusia 17-21 tahun, dan umumnya masih bersekolah di tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) atau mahasiswa. Namun dalam beberapa kasus juga terjadi pada anak-anak yang duduk di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP). Tingginya angka hubungan seks pranikah di kalangan remaja erat kaitannya dengan meningkatnya jumlah aborsi saat ini, serta kurangnya pengetahuan remaja akan reproduksi sehat. Jumlah aborsi saat ini tercatat sekitar 2,3 juta, dan 15-20 persen diantaranya dilakukan remaja.
Hal ini pula yang menjadikan tingginya angka kematian ibu di Indonesia, menjadikan Indonesia sebagai negara yang angka kematian ibunya tertinggi di seluruh Asia Tenggara.Dari sisi kesehatan, perilaku seks bebas bisa menimbulkan berbagai gangguan. Diantaranya, terjadi kehamilan yang tidak diinginkan. Selain tentunya kecenderungan untuk aborsi, juga menjadi salah satu penyebab munculnya anak-anak yang tidak diinginkan.

Keadaan ini juga bisa dijadikan bahan pertanyaan tentang kualitas anak tersebut, apabila ibunya sudah tidak menghendaki. Seks pranikah, lanjut Boyke juga bisa meningkatkan resiko kanker mulut rahim. Jika hubungan seks tersebut dilakukan sebelum usia 17 tahun, risiko terkena penyakit tersebut bisa mencapai empat hingga lima kali lipat.S ekuat-kuatnya mental seorang remaja untuk tidak tergoda pola hidup seks bebas, kalau terus-menerus mengalami godaan dan dalam kondisi sangat bebas dari kontrol, tentu suatu saat akan tergoda pula untuk melakukannya. Godaan semacam itu terasa lebih berat lagi bagi remaja yang memang benteng mental dan keagamaannya tidak begitu kuat.

Saat ini untuk menekankan jumlah pelaku seks bebas-terutama di kalangan remaja-bukan hanya membentengi diri mereka dengan unsur agama yang kuat, juga dibentengi dengan pendampingan orang tua dan selektivitas dalam memilih teman-teman. Karena ada kecenderungan remaja lebih terbuka kepada teman dekatnya ketimbang dengan orang tua sendiri.Selain itu, sudah saatnya di kalangan remaja diberikan suatu bekal pendidikan kesehatan reproduksi di sekolah-sekolah, namun bukan pendidikan seks secara vulgar. Pendidikan Kesehatan Reproduksi di kalangan remaja bukan hanya memberikan pengetahuan tentang organ reproduksi, tetapi bahaya akibat pergaulan bebas, seperti penyakit menular seksual dan sebagainya. Dengan demikian, anak-anak remaja ini bisa terhindar dari percobaan melakukan seks bebas.

Dalam keterpurukan dunia remaja saat ini, anehnya banyak orang tua yang cuek bebek saja terhadap perkembangan anak-anaknya. Kini tak sedikit orang tua dengan alasan sibuk karena termasuk tipe jarum super” alias jarang di rumah suka pergi; lebih senang menitipkan anaknya di babby sitter. Udah gedean dikit di sekolahin di sekolah yang mahal tapi miskin nilai-nilai agama. Acara televisi begitu berjibun dengan tayangan yang bikin ‘gerah’, Video klip lagu dangdut saja, saat ini makin berani pamer aurat dan adegan-adegan yang bikin dek-dekan jantung para lelaki.Belum lagi tayangan film yang bikin otak remaja teracuni dengan pesan sesatnya. Ditambah lagi, maraknya tabloid dan majalah yang memajang gambar sekwilda”, alias sekitar wilayah dada; dan gambar bupati”, alias buka paha tinggi-tinggi. Konyolnya, pendidikan agama di sekolah-sekolah ternyata tidak menggugah kesadaran remaja untuk kritis dan inovatif.

SUMBER :

Hapus Kesenjangan Pendidikan : Negeri dan Swasta Sama Saja

Kesenjangan pendidikan masih menjadi momok yang menakutkan di Indonesia. Tak bisa dipungkiri, kualitas yang berbeda antar sekolah menjadikan tidak semua tunas bangsa memiliki kesempatan yang sama dalam memperoleh akses pendidikan.
Berdasarkan statusnya, secara umum sekolah dapat diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu sekolah negeri dan sekolah swasta. Sekolah negeri merupakan sekolah yang penyelenggaraanya dilakukan oleh pemerintah, mulai dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), hingga Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Sebaliknya, sekolah swasta, sesuai dengan namanya merupakan sekolah yang penyelenggaraanya dilakukan oleh swasta/non pemerintah, biasanya dalam bentuk yayasan (http://id.wikipedia.org/wiki/Sekolah, diakses 12 Maret 2011).

Perbedaan yang mencolok sebenarnya hanyalah pada penyelenggaranya saja. Sekolah negeri di urus oleh pemerintah. Sedangkan sekolah swasta, berdasarkan Pasal 27 UU Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional diberikan kesempatan seluas-luasnya dalam proses penyelenggaraan pendidikan. Perbedaan inilah yang kemudian membentuk perbedaan dalam berbagai hal lainnya di kedua jenis sekolah ini, yaitu dalam hal fasilitas, kualitas proses pembelajaran, profesionalisme tenaga pengajar, kenyamanan hingga akses pendukung lainnya.

Pertama, dalam masalah fasilitas, beberapa sekolah swasta yang mempunyai modal besar mampu memberikan fasilitas yang jauh lebih lengkap dibanding sekolah negeri yang kebanyakan terdapat di negeri ini. Mulai dari gedung yang megah, ruangan kelas yang menyediakan air conditioner(ac), penyertaan infokus dalam penyampaian materi ajar, laboratorium dan segala peralatannya yang lengkap, hingga fasilitas penunjang lainnya seperti jaringan koneksi internet wi-fi yang turut disediakan di komplek sekolah. Beberapa hal yang tak akan sanggup disediakan oleh sekolah swasta dengan modal pas-pasan.

Sebaliknya, sekolah negeri hanya menunggu kemurahan hati dari pemerintah. Beberapa diantaranya menjadi lebih beruntung karena mendapat perhatian lebih. Tentu kita sering mendengar istilah sekolah unggul, sekolah percontohan, sekolah rintisan berstandar internasional, atau bahkan sekolah berstandar internasional. Secara fasilitas, mungkin saja sekolah-sekolah seperti ini dapat menyaingi atau bahkan melebihi sekolah-sekolah swasta besar seperti yang kita sebut diatas. Namun, di sisi lain juga kita masih sering (bahkan terlalu sering karena saking banyaknya) melihat sekolah negeri dengan standar biasa-biasa saja. Mungkin ini standar Indonesia.

Dari segi proses belajar-mengajar, sekolah swasta dan sekolah negeri yang relatif sudah maju lebih interaktif dibanding sekolah pada lain umumnya, baik swasta maupun negeri. Di sini, proses belajar tidak lagi berjalan se arah. Peserta didik dilibatkan lebih intens dibanding sekolah lain–yang lebih miskin- pada umumnya. Peran guru dapat dimaksimalkan lebih hanya sebatas sebagai pembimbing atau pengarah. Siswa menjadi lebih aktif serta tak jarang dalam pelajaran tertentu membentuk (atau dibentuk oleh gurunya) kelompok belajar. Kadang juga peserta didik dituntut untuk membuat makalah dan kemudian mempresentasikannya di depan kelas. Intinya, peran guru tidak lagi sedominan seperti di sekolah yang saya sebut standar Indonesia tadi.

Hal inilah yang sangat sulit kita jumpai di sekolah negeri kebanyakan-serta beberapa sekolah swasta yang kualitasnya dibawah sekolah negeri kebanyakan-. Proses belajarnya terlalu monoton dengan guru sebagai pelakon tunggal. Peserta didik hanya menjadi pemain figuran, datang, duduk, diam, dengar (lebih seringnya ribut gak jelas dalam kelas), bolos sekolah, dan kemudian pulang.

Hal lainnya adalah mengenai profesonalisme tenaga pengajar. Di sekolah maju (swasta maupun negeri), kualitas tenaga pengajar tidak perlu dipertanyakan lagi. Guru mengajar sesuai bidang keilmuan yang dimilikinya. Bahkan, tidak jarang sekolah seperti ini mempunyai guru lulusan pascasarjana (S2). Namun, hal sebaliknya harus terjadi di sekolah-sekolah negeri kebanyakan. Lebih tragis, di beberapa sekolah di pedalaman tak jarang kita jumpai guru yang merangkap mata pelajaran demi menutupi kekosongan stock guru yang ada. Bayangkan saja, jika anak anda harus mempelajari pelajaran Bahasa Indonesia, Agama, dan Muatan Lokal pada seorang lulusan sarjana Matematika. Miris!

Terakhir, sekolah yang telah relatif maju, baik swasta maupun negeri juga menyediakan berbagai akses pendukung lainnya yang dapat memberikan kenyamanan dan daya tarik tertentu bagi calon peserta didik. Kegiatan ekstrakurikuler yang beragam misalnya, dapat memberikan ruang bagi peserta didik untuk tidak hanya mengembangkan diri dalam dunia akademik, melainkan juga mengembangkan minat dan bakat sesuai keinginannya masing-masing.

Sebagai penutup, tentu kita berharap pemerintah dapat memberikan akses pendidikan yang sama rata bagi semua sekolah di Indonesia. Semua sekolah negeri selayaknya mempunyai standar yang sama dengan kualitas yang sama pula sehingga dapat diandalkan demi menciptakan tunas bangsa yang handal dan kreatif demi mengangkat harkat dan martabat bangsa. Sekolah swasta, terutama yang masih terbelakang, selayaknya juga dinegerikan atau diberikan subsidi untuk dapat berdiri mandiri. Bukankah pengalaman bangsa Jepang membuktikan bahwa untuk maju harus dimulai dengan pendidikan yang berkualitas?

Pada akhirnya, kita hanya berharap tidak ada lagi kesenjangan pendidikan di Indonesia. Kalau tidak, kata-kata “sekolah hanya menjadi lembaga reproduksi kesenjangan sosial” yang dilontarkan Pierre Bourdieu, seorang sosiolog berkebangsaan Prancis, semakin benar adanya.
 
SUMBER :

Gaya Hidup Hedonisme

Dalam kamus Collins Gem (1993) dinyatakan bahwa hedonisme adalah doktrin yang menyatakan bahwa kesenangan adalah hal yang paling penting dalam hidup. Atau hedonisme adalah paham yang dianut oleh orang-orang yang mencari kesenangan hidup semata-mata (Echols,2003). Gaya hidup hedonisme sama sekali tidak sesuai dengan tujuan pendidikan bangsa kita. 
Tujuan pendidikan Negara kita adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa (pembukaan UUD 1945, alinea 4). Tujuannya tentu bukan untuk menciptakan bangsa yang hedonisme, tetapi bangsa yang punya spiritual, punya emosional quotient- peduli pada sesama dan tidak selfish atau mengutamakan diri sendiri. Apakah banyak pelajar yang berpotensi menjadi generasi yang hedonism yaitu generasi yang memandang kesenangan hidup dan kenikmatan materi sebagai tujuan yang utama ? Jawabnya adalah “ya”. Lantas apa indikatornya ?
Bahwa hedonismee sebagai fenomena dan gaya hidup sudah tercermin dari prilaku mereka sehari-hari. Mayoritas pelajar  berlomba dan bermimpi untuk bisa hidup mewah. Berfoya-foya dan nongkrong di kafe, mall dan plaza. Ini  merupakan bagian dari agenda hidup mereka. Barangkali inilah efek negative dari menjamurnya mall, plaza dan hypermarket lainnya. Mengaku sebagai orang timur yang beragama, namun mereka tidak risih bermesraan di depan public . ini adalah juga gaya hidup mereka. Hal lain yang membuat hati kita gundah- menyimak berita pada televisi dan Koran-koran bahwa sudah cukup banyak pemuda-pemudi kita yang menganut paham hidup free sex dan tidak peduli lagi pada orang-orang sekitar. Hamil di luar nikah bukan jadi ‘aib lagi, malah sudah dianggap model karena para-para model mereka juga banyak yang begitu seperti digossipkan oleh media elektronik (TV) dan media cetak (majalah, Koran dan tabloid).
Gaya hidup hedonismee tentu ada penyebabnya. Ada banyak faktor ekstrinsik (faktor yang datang dari luar) yang memicu emosi mereka menjadi hamba hedonisme. Orang tua dan kaum kerabat adalah penyebab utama generasi mereka menjadi hedonisme. Mereka (atau kita) lalai untuk mewarisi anak dan keponakan dengan norma dan gaya hidup timur yang punya spiritual. Kita tidak banyak mencikaraui (campurtangan) anak tentang hal spiritual. Sebagai orang tua, kta jarang yang ambil pusing apakah anak sudah melakukan sholat atau belum, apakah lidahnya masih terbata- bata membaca alif –ba-ta, dan tidak sedih melihat  remaja mereka kalau tidak mengerti dengan nilai puasa.
Kecendrungan orang tua yang pro dengan gaya hidup hedonism, memandang anak bukan sebagai titipan Ilahi. Tapi memandang anak sebagai objek untk diotak atik. Sejak kecil anak sudah diperlakukan dengan hal yang aneh-aneh; anak dianggap lucu kalau rambutnya di gondrongkan, nyanyinya ya nyanyi tentang cinta- kalau perlu syair  yang jorok. Katanya Sejak kecil anak didik bahwa shopping yang ngetren musti di mall, dan makanan yang bergizi adalah KFC atau burger.
Orang tua yang pro hedonisme tidak begitu peduli dalam mengasah spiritual anak. Tidak heran kalau anak-anak mereka cenderung  menjadi generasi free thingker atau generasi yang kurang diajar untuk  mengenal Sang Khalik. Akibatnya mereka tumbuh jadi generasi yang rapuh, mudah putus asa dan mencari kambing hitam, bila ditimpa musibah “Aku sakit karena shio ku shio kuda, atau aku lagi sial gara-gara memakai kemeja merah ini”.
Sampai sekarang tetap orang, termasuk pelajar/generasi muda, memandang segala sesuatu yang berasal dari Barat sebagai hal yanh hebat. Pelajar merasa minder kalau ketahuan lebih mengidolakan lagu daerah, lagu Minang, dan lagu dangdut. Mereka harus mengidolakan lagu dan musisi dari barat. Poster-poster figur dari Barat, artis dan atlit, patut ditempel di kamar belajar. Kemudian tiap saat mengupdate atau mengikuti perkembangan beritanya; “ oh artis atau atlit dari klub itu lagi pacaran, yang ini  mau cerai, yang itu punya mobil mewah, yang itu lagi bersenang-senang dengan kekasihnya di laut caribia….wah aku patut meniru gaya hidup nya”. Demikianlah pelajar dari dalam kamarnya menyerap gaya hedonisme dari info-info tentang figur-fugur idola yang menempel di dinding kamarnya dibandingkan figur-figur intelektual, pahlawan, pendidik dan tokoh spiritual lainnya. 
Faktor bacaan dan tontonan memang dapat mencuci otak pelajar untuk menjadi orang yang memegang prinsip hedonisme. Adalah kebiasaan pelajar kalau pulang sekolah pergi dulu ke tempat keramaian, pasar, paling kurang mampir di kiosk penjualan majalah dan tabloid. Ada sejumlah tabloid dan majalah, ada untuk anak-anak, remaja, dan dewasa. Tabloid dan majalah untuk remaja ada yang punya tema tentang agama, olahraga, pendidikan, dan majalah/tabloid popular. Umumnya yang berbau agama dan pendidikan kurang laku. Yang paling laris adalah tabloid dan majalah remaja popular yang isinya banyak  bersifat hura-hura- shopping dan kencan.
Coba ambill satu majalah pop remaja (tidak perlu sebut nama majalahnya) maka yang terlihat pada covernya adalah sepasang kaum adam-hawa yang berusia belia lagi dimabuk asmara. Kalau tidak demikian mana mungkin laku, karena pebisnis sengaja meraup untung lewat mencuci otak remaja menjadi sekuler dan hedonisme. Kemudian coba balik halaman demi halaman. Maka yang kita jumpai adalah gambar-gambar iklan seputar, parfum, make up, pakaian sexy yang sangat tidak pantas untuk  orang timur yang terkenal punya budaya malu. Kemudian style rambut dan assesori- untuk cowok rambut dipanjangkan atau model punk, diberi warna, style wanita lain lagi. Memakai celana harus melorot, jangan lupa dengan assesori. Karena yang membelinya adalah para pelajar maka tabloid dan majalah pun telah mencuci otak mereka. Akibatnya pelajar sering bermasalah dengan disiplin sekolah.
            Sampai detik ini semua sekolah di Indonesia tidak pernah mengizinkan siswan pria ya memakai anting-anting pada sebelah telinga, memakai tattoo, mengambil style rambut seperti artis atau atlit- di gunting panjang/ gondrong atau disisir punk seperti duri landak. Selanjutnya sampai detik ini sekolah tetap mengharapkan siswanya supaya berpenampilan rapi, kalau boleh gagah seperti ABRI, ke sekolah bukan ibarat artis pergi ke concert- seragam dengan celana melorot, harus tersumbul sedikit celana dalam di bagian punggung, kaki di beri gelang atau rantai, ibarat kaki gajah di Way Kambas Lampung, tangan dan jari  penuh dengan  assesori. Pelajar-pelajar yang berjiwa hedonis umumnya tidak begitu menghargai waktu dan dan jalannya lemas, beda dengan kaum hedonis di Barat. Mereka kerja keras mati-matian untuk mewujudkan hedonismeenya. Sementara pelajar kita yang menyenangi gaya hidup hedonisme cenderung bekerja dan belajar santai (karena mereka punya moto: hidup santai masa depan cerah) mereka terlalu bergantung dan menghabiskan harta orang tua.
Pengaruh tontonan, tayangan televisi (profil sinetron, liputan tokoh selebriti dan iklan) juga mengundang pelajar untuk mengejar hedonisme. Majalah remaja popular dan kebanyakan tema televisi sama saja. Isinya banyak mengupas tema tema berpacaran, ciuman, pelukan, perceraian, pernikahan. hamil di luar nikah dan bermesraan di muka publik sudah nggak apa-apa lagi, cobalah dan lakukanlah ! seolah-olah beginilah ajakan misi televisi dan majalah yang tidak banyak mendidik, kecuali hanya banyak menghibur.
Rancangan majalah popular dan tema televisi komersil di negara kita memang sedang menggiring pelajar menjadi generasi konsumerisme bukan memotivasi mereka untuk menjadi generasi produktif. Tema iklannya adalah “manjakanlah kulitmu”. Andaikata semua pelajar dan mahasiswa melakukan hal yang demikian, memuja kulit. Pastilah sawah dan ladang, serta lahan-lahan subur makin banyak yang tidak terurus. Karena mereka semua takut jadi hitam. Pada hal untuk manusia yang patut dimuliakan adalah kualitas intelektual,  kualitas spiritual dan kualitas hubungan dengan manusia (kualitas fikiran dan keimanan).
Sebagaimana dikatakan sebelumnya bahwa banyak pelajar dengan gaya hidup hedonisme yang mereka sadur lewat budaya hedo dari barat, terinspirasi oleh model-model atlit dan artis yang info perkembangannya selalu mereka update tiap saat. Kemudian gaya hidup hedo (hedonisme) juga diperkaya oleh suguhan majalah pop remaja dan belasan stasiun televisi swasta yang bernuansa sekuler dengan gaya hidup figur yang penuh glamour dan kepalsuan. Namun ada bedanya, yaitu tokoh tokoh yang bergaya hidup hedonisme dari dunia Barat dan dari Indonesia sendiri, mereka memperoleh gaya hidup hedonisme lewat kerja keras. Sementara remaja dan juga mahasiswa (juga banyak terjebak dalam gaya hedonisme) menjadi hedonism dengan cara bermimpi, kadang-kadang tampil keren karena memakai baju dan celana pinjam atau hidup dengan gaya hedonisme lewat menggunakan fasilitas orang tua, inilah yang dikatakan sebagai hedonisme picisan.
Memilih gaya hidup hedonime, terus terang tidak akan pernah memberikan kepuasan dan kebahagiaan. Ibarat minum air garam, makin diminum makin haus. Bagi yang belum terlanjur menjadi pengidola hedonisme maka segeralah balik kiri, berubah seratus delapan puluh derajat. Bahwa kebahagian hidup ada pada hati yang bening, saatnya bagi kita kembali untuk menyuburkan akar-akar spiritual- kembali ke jalan Ilahi, tumbuhkan jiwa peduli pada sesama- buang jauh jauh karakter selfish  (mementingkan diri sendiri), dan miliki multi kekuatan – kuat   otak, kuat otot, kuat kemampuan berkomunikasi, kuat beribadah, dan kuat mencri rezki.
By: Marjohan Usman M.Pd
 
SUMBER :

PENTINGNYA PENDIDIKAN KORUPSI SEJAK DINI



Indonesia tercatat sebagai salah satu negara yang memiliki kasus korupsi yang cukup tinggi di dunia. Hal ini dapat disimpulkan dari hasil pengumuman negara-negara korup yang dikeluarkan oleh Transparency International –sebuah organisasi internasional yang bertujuan untuk memerangi korupsi- pada tahun 2010 yang menempatkan Indonesia di ranking ke-110 dengan IPK (Indeks Presepsi Korupsi)  2,8, satu kelas dengan beberapa negara seperti Bolivia dan Gabon serta mengalahkan beberapa negara anggota ASEAN yang memiliki IPK lebih rendah seperti Kamboja, Laos dan Myanmar. Namun demikian, di Asia Tenggara Indonesia masih menduduki peringkat ke-6 negara terkorup jauh di bawah negara Thailand yang memiliki IPK 3,5 meski menduduki peringkat ke-7. Prestasi yang memalukan ini tidak terlepas dari tingkah laku dan tindak tanduk para pejabat yang menduduki posisi-posisi penting di pemerintahan.
KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) mencatat lebih dari lima puluh kasus korupsi yang terjadi di Indonesia dan lebih banyak lagi kasus korupsi yang tidak tercatat. Maraknya kasus korupsi di Indonesia dapat diartikan sebagai lemahnya kontrol diri para pejabat terkait dan tidak berdayanya instansi-instansi pemerintahan maupun non-pemerintahan yang menjadi pengamat kasus ini. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah antisipasi yang dapat menekan laju pertumbuhan kasus korupsi Indonesia di masa mendatang.
Pendidikan anti-korupsi sejak dini adalah salah satu cara untuk menekan laju tersebut. Mengingat pendidikan adalah hal yang fundamental dalam membentuk karakter manusia dan bisa menentukan tinggi-rendahnya peradaban yang dibentuknya. Menilik pada pengertian seperti ini, sepertinya pendidikan anti-korupsi yang mulai diberlakukan di beberapa daerah perlu digalakkan secara nasional dan berkelanjutan. Betapa pentingnya pendidikan anti-korupsi sejak dini bisa dianalogikan sebagai betapa pentingnya merawat, menjaga dan mempersiapkan bibit-bibit tanaman yang hendak ditumbuhkan  menjadi sebuah pohon yang memberikan banyak manfaat. Yang keberadaanya tak hanya bisa menyerap sari tanah dengan akarnya tetapi juga bisa menghasilkan buah-buah yang segar untuk dikonsumsi serta dahan yang rindang untuk dijadikan tempat berteduh. Ini sejalan dengan misi pendidikan anti-korupsi sejak dini. Dengan penanaman nilai-nilai moral, pembekalan ilmu pengetahuan  tentang hukum, adat istiadat ketimuran serta religiusitas kepercayaan pada Tuhan diharapkan bisa mencetak calon-calon figure pemangku kekuasaan yang bersih dari korupsi.
Namun, hambatan yang kemudian muncul adalah sikap acuh tak acuhnya para penegak hukum dan para pemegang peran pendidik anak yang kemudian menciptakan kondisi yang kurang kondusif untuk pelaksanaan pendidikan semacam ini. Ini merupakan masalah yang komplek karena memiliki dua sisi yang bertentangan. Di satu sisi, kita dan mereka membenci tindak korupsi yang dilakukan oleh para pejabat tinggi tetapi di sisi lain, pada kenyataannya secara tidak langsung kita melakukan praktik-praktik yang menuju pada tindakan korupsi meski dalam skala kecil. Oleh karena itulah, dibutuhkan hubungan kerjasama yang intensif dan berkelanjutan antara mereka serta anak yang menjadi objek pendidikan.
Pendidikan anti-korupsi pada anak dapat dimulai melalui jalan memberikan pengertian tentang segala sesuatu mengenai korupsi termasuk kedalamnya adalah betapa buruknya pengaruh yang dapat diakibatkan dari tindakan tersebut yang disisipkan dalam  dialog-dialog kecil dan tidak terencana. Selain itu, contoh tindakan anti-korupsi secara langsung juga diperlukan karena anak-anak cenderung meniru apa yang menjadi kebiasaan orang-orang yang lebih tua darinya.
Salah satu cara efektif yang dapat dilakukan di lingkungan sekolah dalam proses pendidikan anti-korupsi sejak dini selain pemberian materi secara formal juga bisa dilakukan dengan diadakannya warung kejujuran. Selain melatih siswa untuk bersikap jujur juga siswa dibebani tanggung jawab mengenai segala sesuatu yang terjadi di warung tersebut. Hal ini bisa memicu dan mengasah sifat-sifat yang diharapkan timbul dari diri para siswa. Sehingga ketika mereka dibebani kepercayaan yang lebih dari itu suatu hari nanti, tanpa merasa dimata-matai pun mereka bisa bersikap jujur.
Maraknya kasus korupsi di Indonesia memang tidak bisa secara serta merta diberantas dan hilang begitu saja. Perlu antisipasi dini untuk menekan laju peningkatan kasus korupsi ini. Dan salah satu cara yang dapat diterapkan adalah dengan digalakkannya pendidikan anti-korupsi sejak dini. Dengan adanya pendidikan semacam ini, diharapkan beberapa tahun kemudian ketika bibit-bibit calon pemimpin yang kini masih menjadi tunas menjabat bisa menghilangkan kegelisahan masyarakat akan kasus korupsi yang tak kunjung berakhir. Dan Indonesia bisa menjadi salah satu negara di dunia yang bersih dari korupsi. 
 
 Sumber:

MASALAH ANAK JALANAN

BAB I
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Intensitas dan Kompleksitas Masalah 
Fenomena merebaknya anak jalanan di Indonesia merupakan persoalan sosial yang komplek. Hidup menjadi anak jalanan memang bukan merupakan pilihan yang menyenangkan, karena mereka berada dalam kondisi yang tidak bermasa depan jelas, dan keberadaan mereka tidak jarang menjadi “masalah” bagi banyak pihak, keluarga, masyarakat dan negara. Namun, perhatian terhadap nasib anak jalanan tampaknya belum begitu besar dan solutif. Padahal mereka adalah saudara kita. Mereka adalah amanah Allah yang harus dilindungi, dijamin hak-haknya, sehingga tumbuh-kembang menjadi manusia dewasa yang bermanfaat, beradab dan bermasa depan cerah
Hidup menjadi anak jalanan bukanlah pilihahan hidup yang diinginkan oleh siapapun. melainkan  keterpaksaan yang harus mereka terima karena adanya sebab tertentu. Anak jalanan bagaimanapun telah menjadi fenomena yang menuntut perhatian kita semua. Secara psikologis mereka adalah anak-anak yang pada taraf tertentu belum mempunyai bentukan mental emosional yang kokoh, sementara pada saat yang sama mereka harus bergelut dengan dunia jalanan yang keras dan cenderung  berpengaruh negatif bagi perkembangan dan pembentukan kepribadiannya. Aspek psikologis ini berdampak kuat pada aspek sosial. Di mana labilitas emosi dan mental mereka yang ditunjang dengan penampilan yang kumuh, melahirkan pencitraan negatif oleh sebagian besar masyarakat terhadap anak jalanan yang diidentikan dengan pembuat onar, anak-anak kumuh, suka mencuri, sampah masyarakat yang harus diasingkan. Pada taraf tertentu stigma masyarakat yang seperti ini justru akan memicu perasaan alienatif mereka yang pada gilirannya akan melahirkan kepribadian introvet, cenderung sukar mengendalikan diri dan asosial. Padahal tak dapat dipungkiri bahwa mereka adalah generasi penerus bangsa untuk masa mendatang.
Bab II
ISI
B. Latar Belakang Masalah
Konsep “anak” didefinisikan dan dipahami secara bervariasi dan berbeda, sesuai dengan sudut pandang dan kepentingan yang beragam. Menurut UU No. 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak, anak adalah seseorang yang berusia di bawah 21 tahun dan belum menikah. Sedangkan menurut UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan
Untuk kebutuhan penelitian ini, anak didefinisikan sebagai seorang manusia yang masih kecil yang berkisar usianya antara 6–16 tahun yang mempunyai ciri-ciri fisik yang masih berkembang dan masih memerlukan dukungan dari lingkungannya.
Seperti manusia pada umumnya, anak juga mempunyai berbagai kebutuhan: jasmani, rohani dan sosial. Menurut Maslow, kebutuhan manusia itu mencakup : kebutuhan fisik (udara, air, makan), kebutuhan rasa aman, kebutuhan untuk menyayangi dan disayangi, kebutuhan untuk penghargaan, kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri dan bertumbuh.
Sebagai manusia yang tengah tumbuh-kembang, anak memiliki keterbatasan untuk mendapatkan sejumlah kebutuhan tersebut yang merupakan hak anak. Orang dewasa termasuk orang tuanya, masyarakat dan pemerintah berkewajiban untuk memenuhi hak anak tersebut. Permasalahannya adalah orang yang berada di sekitarnya termasuk keluarganya seringkali tidak mampu memberikan hak-hak tersebut. Seperti misalnya pada keluarga miskin, keluarga yang pendidikan orang tua rendah, perlakuan salah pada anak, persepsi orang tua akan keberadaan anak, dan sebagainya. Pada anak jalanan, kebutuhan dan hak-hak anak tersebut tidak dapat terpenuhi dengan baik. Untuk itulah menjadi kewajiban orang tua, masyarakat dan manusia dewasa lainnya untuk mengupayakan upaya perlindungannya agar kebutuhan tersebut dapat terpenuhi secara optimal.
Berbagai upaya telah dilakukan dalam merumuskan hak-hak anak. Respon ini telah menjadi komitmen dunia international dalam melihat hak-hak anak. Ini terbukti dari lahirnya konvensi internasional hak-hak anak. Indonesiapun sebagai bagian dunia telah meratifikasi konvensi tersebut. Keseriusan Indonesia melihat persoalan hak anak juga telah dibuktikan dengan lahirnya Undang-undang RI Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak. Tanpa terkecuali, siapapun yang termasuk dalam kategori anak Indonesia berhak mendapatkan hak-haknya sebagai anak.
Anak jalanan dilihat dari sebab dan intensitas mereka berada di jalanan memang tidak dapat disamaratakan. Dilihat dari sebab, sangat dimungkinkan tidak semua anak jalanan berada dijalan karena tekanan ekonomi, boleh jadi karena pergaulan, pelarian, tekanan orang tua, atau atas dasar pilihannya sendiri.
Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Badan Pusat Statistik Republik Indonesia tahun 1998 memperlihatkan bahwa anak jalanan secara nasional berjumlah sekitar 2,8 juta anak. Dua tahun kemudian, tahun 2000, angka tersebut mengalami kenaikan sekitar 5,4%, sehingga jumlahnya menjadi 3,1 juta anak. Pada tahun yang sama, anak yang tergolong rawan menjadi anak jalanan berjumlah 10,3 juta anak atau 17, 6% dari populasi anak di Indonesia, yaitu 58,7 juta anak (Soewignyo, 2002). Angka-angka tersebut menunjukkan bahwa kualitas hidup dan masa depan anak-anak sangat memperihatinkan, padahal mereka adalah aset, investasi SDM dan sekaligus tumpuan masa depan bangsa. Jika kondisi dan kualitas hidup anak kita memprihatinkan, berarti masa depan bangsa dan negara juga kurang menggembirakan. Bahkan, tidak tertutup kemungkinan, sebagian dari anak bangsa kita mengalami lost generation (generasi yang hilang).
Persebaran anak jalanan di DKI Jakarta juga cukup merata. Data yang diterbitkan oleh Dinas Bina Mental Spiritual dan Kesejahteraan Sosial DKI Jakarta menyebutkan bahwa setidaknya ada 18.777 orang anak jalanan di DKI pada tahun 2003 ini.
SUSENAS tahun 2000 juga menunjukkan bahwa salah satu faktor ketidakberhasilan pembangunan nasional dalam berbagai bidang itu, antara lain, disebabkan oleh minimnya perhatian pemerintah dan semua pihak terhadap eksistensi keluarga. Perhatian dan treatment yang terfokus pada “keluarga sebagai basis dan sistem pemberdayaan” yang menjadi pilar utama kehidupan berbangsa dan bernegara relatif belum menjadi komitmen bersama dan usaha yang serius dari banyak pihak. Padahal, masyarakat dan negara yang sehat, kuat, cerdas, dan berkualitas dipastikan karena tumbuh dan berkembang dari dan dalam lingkungan keluarga yang sehat, kuat, cerdas dan berkualitas. Dengan demikian, masalah anak termasuk anak jalanan perlu adanya penanganan yang berbasis keluarga, karena keluarga adalah penanggung jawab pertama dan utama masa depan anak-anak mereka.
Pekerjaan anak jalanan beraneka ragam, dari menjadi tukang semir sepatu, penjual asongan, pengamen sampai menjadi pengemis. Banyak faktor yang kemudian diidentifikasikan sebagai penyebab tumbuhnya anak jalanan. Parsudi Suparlan berpendapat bahwa adanya orang gelandangan di kota bukanlah semata-mata karena berkembangnya sebuah kota, tetapi justru karena tekanantekanan ekonomi dan rasa tidak aman sebagian warga desa yang kemudian terpaksa harus mencari tempat yang diduga dapat memberikan kesempatan bagi suatu kehidupan yang lebih baik di kota (Parsudi Suparlan, 1984 : 36 ).
Hal senada juga diungkapkan oleh Saparinah Sadli ( 1984 : 126 ) bahwa ada berbagai factor yang saling berkaitan dan berpengaruh terhadap timbulnya masalah gelandangan, antara lain : faktor kemiskinan (structural dan peribadi ), faktor keterbatasan kesempatan kerja (factor intern dan ekstern), faktor yang berhubungan dengan urbanisasi dan masih ditambah lagi dengan faktor pribadi seperti tidak biasa disiplin, biasa hidup sesuai dengan keinginannya sendiri dan berbagai faktor lainnya.
Data tersebut cukup memperihatinkan kita semua, karena idealnya sebagai “kota percontohan” DKI dapat bebas dari masalah anak jalanan, atau setidak-tidaknya jumlah anak jalanan tergolong rendah di seluruh propinsi di Indonesia. Selama ini, penanganan anak jalanan melalui panti-panti asuhan dan rumah singgah dinilai tidak efektif. Hal ini antara lain terlihat dari “pola asuh” yang cenderung konsumtif, tidak produktif karena yang ditangani adalah anak-anak, sementara keluarga mereka tidak diberdayakan.
B.1 Faktor timbulnya Anak Jalanan
Beragam faktor yang paling dominan menjadi penyebab munculnya anak jalanan adalah faktor kondisi social ekonomi di samping karena adanya faktor broken home serta berbagai faktor lainnya.
Hasil penelitian Hening Budiyawati, dkk. (dalam Odi Shalahudin, 2000 :11) menyebutkan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan anak pergi ke jalanan berdasarkan alasan dan penuturan mereka adalah karena :
1) Kekerasan dalam keluarga.
2). Dorongan keluarga.
3). Ingin bebas.
4). Ingin memiliki uang sendiri, dan
5). Pengaruh teman.
 
Bab III
UPAYA PENYELESAIAN MASALAH
C. Upaya Penyelesaian Masalah Berbasis Masyarakat
Upaya pembinaan terhadap anak jalanan bukannya tidak pernah dilakukan. Pemda DKI Jakarta misalnya, sejak tahun 1998 telah mencanangkan program rumah singgah. Dimana bagi mereka disediakan rumah penampungan dan pendidikan (Draft Pembinaan Anak Jalanan : Pemda DKI, 1998). Akan tetapi, pendekatan yang cenderung represif dan tidak integrative, ditunjang dengan watak dasar anak jalanan yang tidak efektif. Sehingga mendorong anak jalanan tidak betah tinggal di rumah singgah. Selain pemerintah, beberapa LSM juga concern pada masalah ini. Kebanyakan bergerak di bidang pendidikan alternatif bagi anak jalanan. Kendati demikian, dibanding jumlah anak jalanan yang terus meningkat, daya serap LSM yang sangat terbatas sungguh tidak memadai. Belum lagi munculnya indikasi ” komersialisasi ” anak jalanan oleh beberapa LSM yang kurang bertanggungjawab dan hanya berorientasi pada profit semata.
Penanganan masalah anak jalanan sesungguhnya bukan saja menjadi tanggung jawab salah satu pihak saja, tetapi merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, LSM, akademisi dan masyrakat, secara keseluruhan. Persoalannya, selama ini aksi-aksi penanganan anak jalanan masih dilakukan secara sporadic, sektoral dan temporal serta kurang terencana dan terintegrasi secara baik. Akibatnya efektivitas penanganan menjadi tidak maksimal.
C.1 Mengembangkan Sistem Sosial yang Responsif
Salah satu bentuk penanganan anak jalanan adalah melalui pembentukan rumah singgah. Konferensi Nasional II Masalah pekerja anak di Indonesia pada bulan juli 1996 mendefinisikan rumah singgah sebagai tempat pemusatan sementara yang bersifat non formal, dimana anakanak bertemu untuk memperoleh informasi dan pembinaan awal sebelum dirujuk ke dalam proses pembinaan lebih lanjut.
Sedangkan menurut Departemen Sosial RI rumah singgah didefinisikan sebagai perantara anak jalanan dengan pihak-pihak yang akan membantu mereka. Rumah singgah merupakan proses informal yang memberikan suasana pusat realisasi anak jalanan terhadap system nilai dan norma di masyarakat.
Secara umum tujuan dibentuknya rumah singgah adalah membantu anak jalanan mengatasi masalah-masalahnya dan menemukan alternatif untuk pemenuhan kebutuhan hidupnya. Sedang secara khusus tujuan rumah singgah adalah :
  1. Membentuk kembali sikap dan prilaku anak yang sesuai dengan nilai-nilai dan norma yang berlaku di masyarakat.
  2. Mengupayakan anak-anak kembali kerumah jika memungkinkan atau ke panti dan lembaga pengganti lainnya jika diperlukan.
  3. Memberikan berbagai alternatif pelayanan untuk pemenuhan kebutuhan anak dan menyiapkan masa depannya sehingga menjadi masyarakat yang produktif.
Peran dan fungsi rumah singgah bagi program pemberdayaan anak jalanan sangat penting. Secara ringkas fungsi rumah singgah antara lain :
  1. Sebagai tempat pertemuan ( meeting point) pekerja social dan anak jalanan. Dalam hal ini sebagai tempat untuk terciptanya persahabatan dan keterbukaan antara anak jalanan dengan pekerja sosial dalam menentukan dan melakukan berbagai aktivitas pembinaan.
  2. Pusat diagnosa dan rujukan. Dalam hal ini rumah singgah berfungsi sebagi tempat melakukan diagnosa terhadap kebutuhan dan masalah anak jalanan serta melakukan rujukan pelayanan social bagi anak jalanan.
  3. Fasilitator atau sebagai perantara anak jalanan dengan keluarga, keluarga pengganti, dan lembaga lainnya.
  4. Perlindungan. Rumah singgah dipandang sebagai tempat berlindung dari berbagai bentuk kekerasan yang kerap menimpa anak jalanan dari kekerasan dan prilaku penyimpangan seksual ataupun berbagai bentuk kekerasan lainnya.
  5. Pusat informasi tentang anak jalanan
  6. Kuratif dan rehabilitatif, yaitu fungsi mengembalikan dan menanamkan fungsi social anak.
  7. Akses terhadap pelayanan, yaitu sebagai persinggahan sementara anak jalanan dan sekaligus akses kepada berbagai pelayanan social.
  8. Resosialisasi. Lokasi rumah singgah yang berada ditengah-tengah masyarakat merupakan salah satu upaya mengenalkan kembali norma, situasi dan kehidupan bermasyarakat bagi anak jalanan. Pada sisi lain mengarah pada pengakuan, tanggung jawab dan upaya warga masyarakat terhadap penanganan masalah anak jalanan.
C.2 Pemanfaatan Modal Sosial
Melalui PNPM (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat) usaha yang dapat di lakukan antara lain :
  • Memberikan pendidikan setidaknya, memberikan keterampilan baca-tulis
  • Memberikan keterampilan seperti contohnya menjahit, atau membuat peralatan- peralatan multi guna dan lain-lain
Setidaknya anak jalanan juga harus memiliki kesempatan untuk dapat mengembangkan keterampilan- keterampilan yang dimilki, sehimgga ia dapat hidup mandiri tanpa harus menggelandang di luar sana.
C.3 Pemanfaatan Institusi Sosial
Anak jalanan memang sering kali menjadi masalah di kehidupan kita, idak sedikit pula yang dapat mengancam ketentraman kehidupan kita. Tapi tidak berari lantas kita membiarkan meraka menjadi ”sesuatu yang tak berguna” dan lantas menghiraukan mereka, dengan menggap mereka segelintir kecil bagian dari kehidupan kita. Anak jalanan merupakan orang-orang yang harus di lindungi, mereka layaknya anak-anak lainnya meliki hak-hak yang patut mereka rasakan oleh karena itu, bukan saja pemerintah ang harus menghadapi dan menyelesaikan masalah anak jalanan ini, namun tanpa ada bantuan dari masyarakat, masalah ini tidak akan pernah terselesikan.
a. Organisasi Masyarakat
Untuk mengatasi masalahanak jalanan, bukan hanya upaya pemerintah saja yang di harapkan mampu untuk mrnyelesaikannya. Namun peran masyarakatpun sangat di butuhkan dalam penangan masalah ini.
Sekali lagi bahwa anak jalanan itu ada dan perlu penangan khusus untuk menyelesaikan masalah ini, dan usaha itu di perlukan dari seluruh pihak tak terkecuali masyarakat. Jadi baiknya masyarakat tidak boleh mengabaikan mereka, cobalah ikut sertakan mereka dalam kegiatan-kegiatan masyarakat yang sering di lakukan. Mereka sama seperti kita, yang memilki potensi, tapi sayangnya mereka sering kali tidak memiliki kesempatan untuk mengasah dan bahkan menunjukannya, maka dari itu berikanlah kesempatan kepada mereka.
b. Organisasi Swasta
Organisasi swasta cenderung didirikan untuk mendapatkan sejumlah keuntungan tertentu. Namun demikian, tidak berarti organisasi swasta tidak berkontribusi untuk menyeleseikan masalah keemiskinan di negara ini. Seringkali promosi, yang akrab sekali dengan organisasi ini meengikutsertakan ”anak jalanan” dalam program –programnya. Contoh : LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat).
c. Optimalisasi Kontibusi Dalam Pelayanan Sosial
Hal ini merupkan tanggung jawab dan komitmen yang seharusnya di laksanakan oleh pemerintah. Seperti yang tertuang dalam Undang-Undang Dasar Pasal 34 UUD 1945 bahwa Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara”. Maka seharusnya negara beranggung jawab dalam menangani hal ini. Hal yang seharusnya terlihat dalam kinerja pemerintah dalam menangani masalah anak jalanan ini yakni adanya  keseriusan dalam menjalankan program-programnya ang antara lain:
  1. Program perlindungan anak
  2. Program ketertiban, kebersihan dan keindahan kota
  3. Program rumah singgah
  4. Program pelatihan dan pemberian bantuan modal usaha bagi anak jalanan
  5. Pemenuhan kebutuhan gizi gratis
  6. Pemberian pelayanan kesehatan dasar gratis
  7. Pemberian layanan pendidikan gratis
  8. Pemberian penyuluhan
d. Kerjasama dan Jaringan
Kerja sama merupakan aspek utama dri semua penangan yang telah di anjurkan.
Karena tanpa adanya kerja sama antar aspek tidak akan terlaksanakan apa yang telah di rencanakan. Kerja sama yang di maksud adalah kerja sama antara pemerintah dengan masyarakatnya. Namun lebih baik lagi untuk dapat menjalin kerjasama bukan hanya dalam negeri namun juga dengan organisai luar nugeri. Contoh :UNICEF dll
D. Upaya Penanganan Masalah
Alternatif-alternatif yang diajukan ini sebenarnya bukan sama sekali baru karena sudah ada dan dilaksanakan oleh beberapa instansi pemerintah maupun lembaga swadaya masyarakat tetapi dalam upaya penanganan anak jalanan alternatif ini mungkin tergolong baru, yaitu :
a. Pemenuhan Kebutuhan Gizi gratis
Seperti halnya layanan pemberian makanan tambahan bagi anak sekolah di sekolah-sekolah formal, perlu diberikan layanan pemenuhan gizi gratis bagi anak jalanan.  Anak-anak jalanan diarahkan untuk mendatangi tempat-tempat yang telah ditentukan untuk mendapatkan layanan pemenuhan gizi ini dengan frekuensi yang disesuaikan dengan ketersediaan anggaran.
b. Pemberian Pelayanan Kesehatan Dasar Gratis
Pemberian layanan kesehatan dasar gratis ini dapat dilakukan melalui Puskesmas Keliling.  Dengan pemeriksaan kesehatan secara rutin dan tersedianya pengobatan gratis diharapkan anak-anak jalanan mempunyai ketahanan fisik yang baik dan berdampak positif terhadap perkembangan intelektual maupun emosionalnya.
c. Pemberian Layanan Pendidikan Gratis
Program ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu membebaskan biaya sekolah bagi anak jalanan di sekolah-sekolah formal yang ditunjuk dan memberikan layanan pendidikan model seperti Perpustakaan Keliling di mana guru yang mendatangi tempat-tempat yang biasanya digunakan anak-anak jalanan untuk berkumpul serta memberikan materi pelajaran di tempat tersebut.
Dalam pelaksanaan berbagai kebijakan maupun program penanganan anak jalanan, satu hal yang penting untuk selalu disampaikan adalah penyuluhan mengenai hak-hak anak dan upaya mengembalikan anak kembali ke rumahnya agar mereka dapat hidup dan tumbuh kembang secara wajar.  Partisipasi masyarakat luas dalam pelaksanaan berbagai program sangat dibutuhkan karena tanpa dukungan masyarakat maka program-program tersebut tidak akan memberikan hasil.  Bentuk partisipasi masyarakat yang diharapkan antara lain : 1) Tidak memberikan sedekah kepada pengemis anak atau membeli barang/jasa dari anak jalanan, 2) memahami bahwa perbuatan amal dengan memberikan bantuan (uang) kepada anak-anak yang bekerja di jalanan tidak mempunyai daya ungkit terhadap status ekonomi dan sosial kehidupan mereka, 3) menyalurkan bantuan melalui lembaga-lembaga swadaya masyarakat yang kompeten, transparan dan dapat mempertanggungjawabkan anggaran yang dikelolanya dan 4) memberikan dukungan dengan pola anak asuh
Bab IV
PENUTUP
F. Kesimpulan
Upaya pengembangan dan peningkatan kualitas generasi bangsa (termasuk didalamnya anak jalanan) tidak dapat dilepaskan dari upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan khususnya anak yang diwarnai dengan upaya pendalaman di bidang pendidikan, kesehatan, keagamaan, budaya yang mampu meningkatkan kreativitas keimanan, intelektualitas, disiplin, etos kerja dan keterampilan kerja.
Di sisi lain stabilitas nasional adalah gambaran tentang keaadan yang mantap, stabil dan seimbang dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dengan ditanganinya dengan baik  masalah anak jalanan akan memperkuat sendi-sendi kesejahteraan social serta stabilitas nasional kita di masa yang akan datang.
SUMBER :

Diberdayakan oleh Blogger.