Indonesia
merupakan sebuah negara yang terdiri atas berbagai suku bangsa.Indonesia
memiliki 750 bahasa daerah, dengan kurang lebih 1.128 suku bangsa. Keragaman
suku bangsa ini tentunya dapat menciptakan budaya yang beragam. Kebudayaan yang
tumbuh dan berkembang dalam salah satu suku bangsa tersebut dapat dinamakan
budaya daerah. Adapun kebudayaan daerah memiliki arti suatu kebiasaan dalam
wilayah atau daerah tertentu yang diwariskan secara turun temurun oleh generasi
terdahulu pada generasi berikutnya dalam ruang lingkup daerah tersebut. Budaya
daerah ini muncul saat penduduk suatu daerah telah memiliki pola pikir dan
kehidupan sosial yang sama sehingga itu menjadi suatu kebiasaan yang membedakan
mereka dengan penduduk – penduduk yang lain. Budaya daerah sendiri mulai
terlihat berkembang di Indonesia pada zaman kerajaan – kerajaan terdahulu. Itu
dapat dilihat dari cara hidup dan interaksi sosial yang dilakukan masing-masing
masyarakat kerajaan di Indonesia yang berbeda satu sama lain. Dari
bermacam-macam budaya daerah tersebut maka munculah sesuatu yang disebut Budaya
Nasional.
Sedangkan
arti dari budaya nasional adalah gabungan dari budaya daerah yang ada di negara
tersebut. Dengan maksud budaya daerah yang mengalami asimilasi dan akulturasi
dengan daerah lain di suatu negara akan terus tumbuh dan berkembang menjadi
kebiasaan-kebiasaan dari negara tersebut. Misalkan daerah satu dengan yang lain
memang berbeda, tetapi jika dapat menyatukan perbedaan tersebut maka akan terjadi
budaya nasional yang kuat yang bisa berlaku di semua daerah di negara tersebut
walaupun tidak semuanya dan juga tidak mengesampingkan budaya daerah tersebut.
Contohnya Pancasila sebagai dasar negara, Bahasa Indonesia dan Lagu Kebangsaan
yang dicetuskan dalam Sumpah Pemuda 12 Oktober 1928 yang diikuti oleh seluruh
pemuda berbagai daerah di Indonesia yang membulatkan tekad untuk menyatukan
Indonesia dengan menyamakan pola pikir bahwa Indonesia memang berbeda budaya
tiap daerahnya tetapi tetap dalam satu kesatuan Indonesia Raya dalam semboyan“bhineka
tunggal ika”. Adanya keterkaitan antara budaya daerah dengan budaya
nasional yaitu dari beberapa kebudayaan daerahlah dapat tercipta kebudayaan
nasional yang beragam. Maka peran kebudayaan daerah dalam menunjang kebudayaan
nasional merupakan faktor utama dari kelestarian kebudayaan nasional Negeri itu
sendiri.
Di tengah maraknya arus globalisasi
yang masuk ke Indonesia, melalui cara - cara tertentu membuat dampak positif
dan dampak negatif nya sendiri bagi bangsa Indonesia. Terutama dalam bidang
kebudayaan. Karena semakin terkikisnya nilai-nilai budaya kita oleh pengaruh
budaya asing yang masuk ke negara kita. Oleh karena itu, untuk
meningkatkan ketahanan budaya bangsa, maka pembangunan nasional perlu
bertitik-tolak dari upaya-upaya pengembangan kesenian yang mampu melahirkan
nilai-tambah kultural. Pakem-pakem seni (lokal dan nasional) perlu tetap
dilanggengkan, karena berakar dalam budaya masyarakat. Melalui dekomposisi dan
rekonstruksi, rekoreografi, renovasi, revitalisasi, refungsionalisasi, disertai
improvisasi dengan aneka hiasan, sentuhan-sentuhan nilai-nilai dan nafas baru,
akan mengundang apresiasi dan menumbuhkan sikap posesif terhadap pembaharuan
dan pengayaan karya-karya seni. Di sinilah awal dari kesenian menjadi
kekayaan budaya dan modal sosial-kultural masyarakat. Jika kebudayaan asing
yang bersifat negatif memasuki sendi-sendi kehidupan bangsa, terutama para
generasi muda tanpa diimbangi upaya pelestarian nilai-nilai budaya bangsa
dikhawatirkan bangsa Indonesia akan kehilangan jati diri sebagai bangsa. betapa
pentingnya kita mencintai budaya ini dan mempertahankannya di tengah ´ancaman´
budaya barat.
Kebudayaan lokal Indonesia yang
beranekaragam menjadi suatu kebanggaan juga tantangan untuk mempertahankan,
mewarisi, serta melestarikannya kepada generasi selanjutnya. Budaya lokal
Indonesia sangat membanggakan karena memiliki keanekaragaman yang sangat
bervariasi serta memiliki keunikan tersendiri. Masuknya budaya asing merupakan
salah satu faktor yang menyebabkan budaya lokal dilupakan pada saat sekarang
ini. Masuknya budaya asing ke suatu negara sebenarnya merupakan hal yang wajar,
asalkan budaya tersebut sesuai dengan kepribadian bangsa. Namun pada
kenyataannya budaya asing mulai mendominasi sehingga budaya lokal mulai
dilupakan. Faktor lain yang menjadi masalah adalah kurangnya kesadaran
masyarakat akan pentingnya peranan budaya lokal. Budaya lokal adalah identitas
bangsa. Sebagai identitas bangsa, budaya lokal harus terus dijaga keaslian
maupun kepemilikannya agar tidak dapat diakui oleh Negara lain. Walaupun
demikian, tidak menutup kemungkinan budaya asing masuk asalkan sesuai dengan
kepribadian negara karena suatu negara juga membutuhkan input-input dari negara
lain yang akan berpengaruh terhadap perkembangan di negaranya.
Jadi, mengapa kebudayaan daerah dapat
menjadi kebudayaan daerah? Salah satu alasan terkuat adalah dilihat dari
keanekaragaman budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia ini sendiri. Dari
berbagai aneka ragam budaya daerah, beserta dengan segala hal didalamnya,
inilah yang mampu memperkaya sebuah kebudayaan nasional bangsa, khususnya
disini adalah bangsa Indonesia. Sebagai salah satu negara yang memiliki
kebudayaan terbesar didunia, Indonesia tentunya telah mengalami berbagai
perkembangan kebudayaan yang telah terjadi sejak ratusan, ribuan, bahkan jutaan
tahun yang lalu. Hal inilah yang kemudian membangun keanekaragaman budaya
bangsa yang kemudian terintegrasi menjadi kesatuan budaya bangsa ini.
Sumber :
- http://ayu.b15on.com/peran-budaya-daerah-dalam-menunjang-budaya-nasional/
- http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya
- http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/08/31/03390590/menakar.kecintaan.budaya.lokal
- http://melayuonline.com/ind/news/read/7885/multikulturalisme-peluang-kebangkitan-budaya-lokal
- http://tangkaslubis.blogspot.com/2010/03/peranan-budaya-lokal-memperkokoh-budaya.html
- http://danielyogya.blogspot.com/2008/11/artikel-budaya.html
Kasus yang terkait dengan kebudayaan
bangsa Indonesia :
Berikut
ini adalah daftar artefak budaya Indonesia yang diduga dicuri, dipatenkan,
diklaim, dan atau dieksploitasi secara komersial oleh korporasi asing, oknum
warga negara asing, ataupun negara lain:
- Batik dari Jawa oleh Adidas
- Naskah Kuno dari Riau oleh Pemerintah Malaysia
- Naskah Kuno dari Sumatera Barat oleh Pemerintah Malaysia
- Naskah Kuno dari Sulawesi Selatan oleh Pemerintah Malaysia
- Naskah Kuno dari Sulawesi Tenggara oleh Pemerintah Malaysia
- Rendang dari Sumatera Barat oleh Oknum WN Malaysia
- Sambal Bajak dari Jawa Tengah oleh Oknum WN Belanda
- Sambal Petai dari Riau oleh Oknum WN Belanda
- Sambal Nanas dari Riau oleh Oknum WN Belanda
- Tempe dari Jawa oleh Beberapa Perusahaan Asing
- Lagu Rasa Sayang Sayange dari Maluku oleh Pemerintah Malaysia
- Tari Reog Ponorogo dari Jawa Timur oleh Pemerintah Malaysia
- Lagu Soleram dari Riau oleh Pemerintah Malaysia
- Lagu Injit-injit Semut dari Jambi oleh Pemerintah Malaysia
- Alat Musik Gamelan dari Jawa oleh Pemerintah Malaysia
- Tari Kuda Lumping dari Jawa Timur oleh Pemerintah Malaysia
- Tari Piring dari Sumatera Barat oleh Pemerintah Malaysia
- Lagu Kakak Tua dari Maluku oleh Pemerintah Malaysia
- Lagu Anak Kambing Saya dari Nusa Tenggara oleh Pemerintah Malaysia
- Kursi Taman Dengan Ornamen Ukir Khas Jepara dari Jawa Tengah oleh Oknum WN Perancis
- Pigura Dengan Ornamen Ukir Khas Jepara dari Jawa Tengah oleh Oknum WN Inggris
- Motif Batik Parang dari Yogyakarta oleh Pemerintah Malaysia
- Desain Kerajinan Perak Desak Suwarti dari Bali oleh Oknum WN Amerika
- Produk Berbahan Rempah-rempah dan Tanaman Obat Asli Indonesia oleh Shiseido Co Ltd
- Badik Tumbuk Lada oleh Pemerintah Malaysia
- Kopi Gayo dari Aceh oleh perusahaan multinasional (MNC) Belanda
- Kopi Toraja dari Sulawesi Selatan oleh perusahaan Jepang
- Musik Indang Sungai Garinggiang dari Sumatera Barat oleh Malaysia
- Kain Ulos oleh Malaysia
- Alat Musik Angklung oleh Pemerintah Malaysia
- Lagu Jali-Jali oleh Pemerintah Malaysia
- Tari Pendet dari Bali oleh Pemerintah Malaysia
Sungguh
memilukan memang melihat kebudayaan bangsa ini, sebagai salah satu bangsa
dengan kebudayaan terbesar didunia, bangsa ini dianggap kurang mampu
memperhatikan kebudayaannya sendiri. Masuknya kebudayaan-kebudayaan dari
luar baik dari barat maupun asia yang dianggap lebih modern membuat rakyat
Indonesia khususnya para generasi muda lebih memilih mempelajari
kebudayaan-kebudayaan luar seperti cosplay, doujinshi, bunkasai
(Asia/Jepang),juga menggunakan tato, anting, kalung, gelang bahkan gaya rambut
yang aneh-aneh (Barat) karena dianggap lebih mengikuti mode, atau bisa di bilang
lebih modern.
Kurangnya kesadaran dan minimnya
pengetahuan yang di miliki masyarakat tentang kebudayaan mereka sendiri dan
pentingnya kebudayaan daerah mereka membuat seringnya ditinggalkannya
kebudayaan - kebudayaan daerah yang ada di Indonesia. Minimnya komunikasi antar
suku yang berbeda kebudayaan membuat terjadinya sering salah komunikasi,
sehingga sering terjadinya perselisihan antar suku, yang membuat semakin
banyaknya suku-suku yang hilang maupun tumbang karena perselisihan.
Kurang peduli terhadap kesenian daerah
karena kurangnya perhatian pemerintah. baik pusat maupun daerah
untuk menanamkan semangat maupun pendidikan tentang pentingnya kebudayaan
daerah, juga kurangnya bantuan dana terhadap kebudayaan-kebudayaan daerah.
Perkembangan era Globalisasi seperti teknologi maupun media-media berita yang
memberi perubahan cara pandang rakyat Indonesia terhadap segala sesuatu
termasuk budaya, membuat masyarakat Indonesia mulai menjauhi kebudayaan daerah
mereka.
Hal-hal inilah yang menjadi faktor pemicu
banyaknya kebudayaan daerah dan bangsa Indonesia yang kemudian akhirnya diambil
dan diakui oleh pihak-pihak lain. Kita Sebagai generasi muda, sudah seharusnya
berpartisipasi aktif pada pembangunan kota, khususnya dalam bidang budaya.
Partisipasi tersebut dapat dilakukan melalui para generasi muda yang mempunyai
kemauan, kemampuan, dan harapan yang besar untuk membangun suatu daerah lebih
baik lagi dan bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk bersama-sama
meningkatkan potensi yang ada di suatu daerah. Potensi yang dimiliki setiap
daerah di Indonesia sangatlah besar karena begitu banyak budaya, kesenian,
suku, ras, bahasa, agama, dan kepercayaan yang ada di Indonesia. Hal tersebut
tentu bukanlah menjadi penghambat untuk kita karena begitu banyaknya perbedaan,
namun sebaliknya perbedaan tersebut tentu akan menjadi kekuatan dan kelebihan
yang dimiliki Indonesia seperti pada semboyan Bhineka Tunggal Ika, yaitu
berbeda-beda tetapi pada hakikatnya tetap sebagai satu kesatuan.
Generasi muda sebagai elemen yang sangat penting dan
tidak bisa digantikan dengan apapun dalam melestarikan kebudayaan yang ada di
Indonesia dan sekaligus berkontribusi sangat besar dalam pembangunan bangsa dan
negara Indonesia. Saya sebagai salah satu mahasiswa dari Purwokerto menyadari
ketika mendapatkan Djarum Beasiswa Plus dan menjadi Beswan Djarum bertemu
dengan berbagai teman-teman Beswan dari berbagai penjuru negeri yang memiliki
budaya, agama, ras, dan bahasa yang berbeda-beda membuat diri saya menjadi
lebih mengetahui akan makna perbedaan tersebut dapat menjadi kekuatan dan nilai
hidup yang berharga. Perbedaan tersebut membuat saya mendapatkan informasi,
pelajaran, dan pengalaman baru ketika bertemu dengan teman-teman Beswan dari
daerah lain yang memiliki budaya yang berbeda. Perbedaan itulah yang membuat
kami lebih mengetahui, memahami, dan menghormati satu sama lain.
Permasalahan terhadap masyarakat saat ini yang belum
mengetahui, memahami, menguasai, dan mengkomunikasikan budaya lokal perlu suatu
cara untuk dapat mengarahkan itu semua. Disinilah peran generasi muda di
lingkungan tempat mereka tinggal untuk bersama-sama mengarahkan itu semua
melalui pelestarian kebudayaan, salah satunya dengan ikut serta langsung dalam
acara festival budaya di daerah masing-masing agar dapat mengenal dan mencintai
kebudayaan yang ada di Indonesia sejak dini. Hal inilah yang membuktikan bahwa
di pundak pemudalah masa depan pembangunan bangsa dan negara Indonesia, karena
pada diri generasi muda tersimpan potensi yang besar dan memiliki daya kreatifitas
yang tidak terbatas untuk kesuksesan suatu pembangunan. Begitu juga dalam
pelestarian budaya di suatu Negara. Kontribusi dan apresiasi yang besar dari
generasi muda sangat diperlukan karena generasi muda sebagai tenaga-tenaga
professional yang energik, kreatif, dan inovatif.
Pemberdayaan generasi muda sebagai frontliner untuk
melestarikan kebudayaan bangsa Indonesia ini sangat dibutuhkan sebagai upaya
mempercepat kemajuan untuk dunia industri budaya dan pariwisata Indonesia di
masa yang akan datang.
Sumber :